Senin 15 Apr 2019 19:58 WIB

Pusat Kesehatan Haji Tanggapi Penambahan Kuota Mendadak

Penambahan kuota haji Indonesia yang terkesan mendadak punya konsekuensi

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka berpose disela-sela saat wawancara di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka berpose disela-sela saat wawancara di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (17/10).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi dikabarkan telah memberikan penambahan kuota haji Indonesia sebanyak 10 ribu jamaah. Terkait itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Eka Jusup Singka menuturkan, kemungkinan akan ada dinamika pascakeputusan itu.

Misalnya, jika kuota tersebut diterapkan pada musim haji tahun ini, maka otomatis akan ada penambahan seluruh perlengkapan tim kesehatan. Kemudian, penambahan kuota jamaah jelas akan memengaruhi jumlah petugas kesehatan, termasuk di Tanah Suci.

Baca Juga

Selain itu, Eka Jusup menilai, kabar penambahan kuota itu terkesan mendadak.

“Jika saja ada 10 ribu penambahan yang tiba-tiba ini. Maka akan ada sekitar 25 kloter baru," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Eka Jusup Singka saat dihubungi Ihram.co.id, Senin (15/4).

 

Dia membuat perincian. Dengan penambah kuota 10 ribu itu, maka pemerintah perlu menyiapkan penambahan jumlah petugas kesehatan di kelompok terbang (kloter) sebanyak 75 orang. Sebab, tiap kloter didampingi tiga orang petugas. Di samping itu, ada pula berbagai pengadaan tambahan obat-obatan dan vaksin.

“Artinya petugas yang harus ditambah itu yaitu 75 petugas kesehatan. Plus pengadaan paket obat dan vaksin jamaah sebanyak 10 ribu yang harus dibeli sesuai dengan mekanisme dan aturan," katanya.

Maka dari itu, lanjut Eka Jusup, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dinilai harus mempersiapkan dana terkait penambahan TKHI (tim kesehatan haji Indonesia) di kloter. Penambahan 10 ribu jamaah harus dikuti dengan penambahan petugas. Baik itu yang di kloter maupun non-kloter, agar kualitas pelayanan tetap baik” tegas dia.

Pada intinya, Eka meneruskan, Kementerian Agama (Kemenag) mengetahui konsekuensi dari penambahan kuota haji ini, yang tak lain hadiah dari Raja Arab Saudi untuk Indonesia.

“Penambahan tersebut sangat mengembirakan bagi Indonesia karena akan memperlambat masa tunggu (calon) jamaah. Insya Allah Kemenag akan memberikan kuota petugas sebagai konsekuensi dari penambahan jamaah," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, jumlah kuota haji Indonesia telah bertambah sebanyak 10 ribu jamaah. Tambahan itu muncul setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, pada Ahad (14/4).

Sebagai informasi, saat ini kuota jemaah haji RI sebanyak 221 ribu jamaah."Keputusan penambahan kuota haji ini disampaikan saat pertemuan Presiden Jokowi dengan Raja Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman di Istana Pribadi Raja (Al-Qahr al-Khas) di Riyadh, Ahad 14 April 2019," kata Ace Hasan Syadzily dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement