IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Ramadhan Harisman, mengatakan tambahan 10 ribu kuota haji yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi dialokasikan untuk jamaah haji reguler. Ia menuturkan, mekanisme pembagian kuota tersebut ialah sebesar 50 persen untuk daftar urut berikutnya dari nomor antrian di masing-masing provinsi, 25 persen bagi jamaah lanjut usia (lansia), dan 25 persen bagi jamaah pendamping lansia.
"Kementerian haji dan umrah Arab Saudi langsung mengalokasikan 10 ribu kuota itu untuk haji reguler. Bahkan, tambahan kuota ini sudah masuk ke sistem e-hajj (elektronik haji) kementerian haji dan umrah Saudi," kata Ramadhan, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/4).
Saat ini, pemerintah dalam hal ini Kemenag tengah mengupayakan segala persiapan yang berkaitan dengan jamaah haji. Meskipun ada penambahan kuota haji yang dinilai mendadak, namun Ramadhan mengatakan tidak ada kendala terkait persiapan bagi jamaah haji tambahan ini.
Untuk akomodasi, ia mengatakan bahwa tim akomodasi saat ini masih berada di Saudi. Mereka terus mengupayakan pemondokan bagi jamaah haji dengan menggunakan sistem zonasi. Sehingga, diharapkan sistem zonasi untuk pemondokan jamaah masih bisa dipenuhi untuk tambahan 10 ribu kuota haji tersebut.
Menurutnya, tim di Tanah Suci sudah diinformasikan terkait tambahan kuota haji tersebut. Sementara, Kemenag tengah menyusun distribusi kuota haji di tanah air. Dalam hal ini, Ramadhan memastikan bahwa tambahan 10 ribu jamaah itu tetap akan tinggal di pemondokan di tanah suci dengan menggunakan sistem zonasi.
"Kita akan all out untuk itu. Kita akan optimalkan seluruh sumber daya kita untuk tetap menerapkan sistem zonasi bagi pemondokan di Saudi. Kita upayakan yang terbaik," ujarnya.
Selain pemondokan, Ramadhan juga mengatakan tidak ada kendala terkait bus shalawat yang akan mengangkut jamaah menuju Masjid al Haram. Dengan bertambahnya jumlah jamaah, ia mengatakan jumlah bus shalawat pun akan ditingkatkan.
"Tinggal menambah kapasitas saja, tinggal menambah bus shalawat," lanjutnya.
Sementara itu, ia menambahkan bahwa proses rekam biometrik calon jamaah haji terus berjalan dan semakin rampung untuk di kota-kota besar. Saat ini, menurutnya, pihaknya tengah menyasar daerah-daerah terpelosok agar perekaman biometrik dapat dilakukan di daerah-daerah tersebut. Ramadhan optimis proses rekam biometrik ini bisa diselesaikan dan diatasi, termasuk bagi tambahan kuota haji ini.
Ia mengatakan, Kemenag akan mengeluarkan daftar lunas dari calon jamaah haji. Namun begitu, Ramadhan menuturkan bahwa calon jamaah haji bisa mulai melakukan proses perekaman biometrik tanpa menunggu pelunasan selesai. Hal demikian seperti yang terjadi di beberapa daerah yang masuk dalam estimasi pelunasan tahap II, dimana calon jamaah haji sudah mulai melakukan rekam biometrik.
"Kita keluarkan dulu daftar lunasnya, kemudian tanpa menunggu mereka harus melunasi, mereka bisa memulai proses perekaman biometrik," jelasnya.