IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) memastikan akan mencoret nama calon petugas haji Indonesia yang tidak memenuhi standar usai diberikan pembekalan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Bina Haji Kemenag, Khoirizi H. Dasir, dihadapan peserta Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
“Jangan merasa Anda sudah berada di ruangan ini (pembekalan -Red), maka Anda pasti berangkat. Dalam sepuluh hari ini pembekalan di sini akan menempa Ibu Bapak sekalian. Dalam 10 hari ini, kalau kami lihat tidak memenuhi standar, dengan sangat menyesal kami akan membatalkan (keberangkatan) sebagai petugas haji,” kata Khoirizi, dikutip dari situs resmi Kemenag, Rabu (24/4).
Pembekalan Petugas Haji Arab Saudi 1440H/2019M ini akan berlangsung selama 10 hari, mulai 23 April hingga 2 Mei 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 1.108 petugas yang berasal dari Kemenag, Kemenkes, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya.
Khoirizi juga berpesan kepada seluruh calon petugas haji harus mulai menanggalkan seluruh status yang dimiliki, dan mulai menginternalisasi diri bahwa mereka hadir sebagai pelayan jemaaah haji. Hal ini bertujuan agar tiap petugas dapat bersungguh-sungguh mengikuti pembekalan yang diberikan serta melakukan sinergi lintas instansi dan sektor dengan baik.
Ia juga memastikan, pihaknya tidak akan melihat kedudukan yang dimiliki para calon petugas di instansinya masing-masing, untuk melakukan pembatalan status petugas haji bilamana dianggap tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
"Kami tak akan membedakan mana yang direkrut dari Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan sebagainya. Kami akan membatalkan jika dalam 10 hari ini calon petugas tak memenuhi standar yang ditetapkan," lanjutnya.
Di hari kedua pembekalan petugas, para calon petugas haji non kloter ini dilatih untuk meningkatkan kedisiplinannya. Sejak sebelum matahari muncul mereka sudah disibukkan dengan sejumlah kegiatan.
Diiringi suara azdan Subuh, berbondong-bondong mereka mulai terlihat meninggalkan gedung tempat menginap menuju Masjid di lingkungan Asrama Haji Pondok Gede untuk melaksanakan Solat Subuh berjamaah untuk kemudian mendengarkan kultum.
Usai mendengarkan kultum, tidak ada lagi agenda tidur, musik senam mulai menghentak memanggil. Mereka segera bersiap menggerakkan tubuh bergoyang SKJ dan maumere. Meski sehabis Subuh hujan sempat mengguyur dengan cukup deras, pagi itu halaman gedung SG 1 tampak dipadati oleh peserta pembekalan.
Sebelum pukul 07.00 WIB sejumlah 1.108 petugas haji yang berasal dari Kemenag, Kemenkes, TNI, Polri, dan awak media wajib mengikuti apel pagi. Mereka yang telat datang terpaksa harus apel di luar pagar, dan akhirnya dibariskan di hadapan semua peserta apel.
"Bagaimana kita bisa mendisiplinkan orang, kalau kita sebagai petugas, tidak disiplin," ujar Khoirizi usai menginspeksi langsung kedisiplinan pakaian para petugas haji.
Tidak hanya harus datang tepat waktu, para calon petugas haji juga harus mematuhi aturan berpakaian yang telah ditetapkan. Pagi hingga sore hari, para calon petugas mengenakan pakaian putih hitam, sedangkan malam hari berpakaian batik.
Khoirizi mengatakan bahwa kedisiplinan sangat penting bagi petugas haji. Pasalnya, petugas haji akan menjadi garda terdepan dalam melayani jemaah haji. Jika tidak disiplin, maka yang jadi korbannya adalah jemaah.
"Bayangkan jika jemaah haji telah berkumpul, sementara petugas telat datang. Akan kacau," lanjutnya. Khoirizi juga mengingatkan bahwa pelaksanaan haji tahun ini mengalami penambahan kuota sebanyak 10ribu menjadi 231 ribu. Meski terjadi penambahan jamaah, ia menyebut untuk petugas non-kloter tidak akan ditambah. Penambahan hanya dilakukan pada petugas kloter yang mendampingi jemaah.