IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- Proses sertifikasi runway oleh Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) akan selesai pada 20 Juni 2019. Karena itu, menurut Direktur BIJB Muhamad Singgih layanan penerbangan umroh dari Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati bisa direalisasikan pada September 2019.
"Per 20 Juni 2019 selesai sertifikasi runway dari 2.500 menjadi 3.000 meter sehingga bisa penerbangan langsung dari Kertajati ke Madinah. Insya Allah, September nanti bisa langsung penerbangan umroh dari sini," ujar M Singgih pada acara Pembinaan dan Pengawasan Travel Umroh dalam Rangka Penerbangan Umroh dari Bandara Kertajati, di Bandung, Kamis (9/5).
Menurut Singgih, proses sertifikasi hingga saat ini masih diproses di Kementerian Perhubungan. Namun, secara umum tidak ada masalah dalam proses sertifikasi tersebut. BIJB pun telah menyiapkan lounge umroh di lantai tiga Bandara Kertajati dan cadangan berada di lantai dua.
"Di lantai dua bandara, itu letaknya sebelah kiri. Di lantai tiga itu yang utama. Lounge umroh ini bisa menampung 300 pax dan di sana dilengkapi oleh sembilan musala," katanya.
Singgih mengatakan ada 60 biro travel umroh dari berbagai daerah termasuk Jawa Tengah yang siap menyukseskan pelaksanaan layanan umroh dari Bandara Kertajati. "Jadi kalaupun mengejar waktu satu kali penerbangan umroh dari Bandara Kertajati, kami kira itu bisa-bisa saja," katanya.
Ketua Forum Komunikasi dan Silaturahmi Pengelola Travel Haji dan Umroh (FKS Patuh) Wawan Ridwan M menyatakan pihaknya siap mendukung rencana penerbangan umroh dari Bandara Kertajati. "Kami dari FKS Patuh siap mengaktifkan umroh dari Bandara Kertajati. Tapi harus ada tindak lanjutnya terkait rekomendasi dari kami seperti tiket yang kompetitif dan tidak ada beban transit," katanya.
Wawan mengatakan potensi umroh di Jawa Barat sangat besar yakni sekitar 200 ribu jamaah per tahun. Bahkan, jumlah ini diprediksi akan terus meningkat.
Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Arfi Hatim mendorong agar BIJB bisa segera membuka penerbangan umroh. Ini karena potensi jamaah umroh asal Jabar sangat besar. Bahkan, 62 persen yang berangkat umroh dari Jakarta mayoritas berasal dari Jabar.
"Kami berharap nantinya bukan hanya jamaah asal Jabar saja yang ditarik tapi jamaah dari Jateng sebelah barat juga bisa misalnya Tegal. Kami siap membantu kepentingan kami memberikan perlindungan pada masyarakat," katanya.
Arfi pun berharap setelah operasional umrah BIJB bisa bersinergi dengan stakeholder. Kemenag akan membantu pengawasan semua keberangkatan dan kepulangan jamaah umroh.