IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menurunkan dua tim pengawas guna memantau pelaksanaan operasional Haji 1440H/2019M. Kedua tim ini berasal dari Inspektorat Jenderal Kemenag.
Informasi ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Jenderal Thomas Pentury, dalam sambutannya saat melakukan Koordinasi Perencanaan Pemantauan Operasional Haji tahun 1440 H/2019 M, di Jakarta. Pelaksanaan ibadah haji sendiri akan dimulai pada Juli 2019.
“Sesuai rencana, kami akan bentuk dua tim untuk memantau pelaksanaan ibadah haji tahun ini,” ujar Thomas, dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (30/5).
Menurut Thomas, dua tim yang akan diberangkatkan pada 30 Juli 2019 ini berjumlah masing-masing 10 orang. Sebagian besar terdiri dari auditor Inspektorat Jenderal. Ia pun menuturkan, Kemenag berharap dengan kehadiran para pengawas ini dapat mendorong tercapainya kesuksesan penyelenggaraan haji.
Sekretaris Jenderal Kemenag, M. Nur Kholis Setiawan menyebut pengawas harus lebih fokus membantu kelancaran ibadah haji. Laporan yang nantinya dihasilkan oleh Inspektorat Jenderal akan dipakai untuk perbaikan penyelenggaraan ibadah haji mendatang.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kemenag ini meminta seluruh tim agar jeli menangkap persepsi jamaah terkait penyelenggaraan haji tahun 2019. “Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari spesifikasi katering, kontrak pemondokan, hingga urusan manasik jamaah,” lanjutnya.
Terkait manasik haji, Nur Kholis memberikan catatan khusus. Menurutnya, selama ini jamaah banyak yang hanya menjalankan ibadah haji berdasarkan tekstual saja, belum kontekstual. Ia menyampaikan ini disebabkan jangkauan manasik yang belum seutuhnya menyentuh ranah fikih.
“Untuk itu saya berharap ada kritisi terkait jangkauan manasik haji bagi jamaah. Pengetahuan manasik haji harus ditingkatkan,” ucapnya.
Ia meminta para pengawas memberi perhatian sekaligus evaluasi terhadap keberadaan konsultan ibadah dan pembimbing ibadah. Petugas harus mencermati dan jangan sampai tugas konsultan dengan pembimbing ibadah saling tumpang tindih.
Terakhir, Nur Kholis berharap tim pengawas dapat menggali persepsi jamaah serta mengantisipasi potensi fraud dalam kontrak pemondokan dan katering. Pemeriksaan secara menyeluruh harus dilakukan atas spesifikasi katering dan memastikan jangan sampai ada penggantian daging sapi dengan kerbau India oleh oknum