Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Penulis dan traveller.
Beberapa hari ini sejumlah media ramai memberitakan tentang anjloknya harga ayam. Bahkan ada wacana membagi gratis dan seterusnya. Tulisan ini tidak hendak membahas hal itu.
Berita itu mengingatkan saya pada salah satu gerai ayam yang paling legendaris di Tanah Suci. Yang tak hanya digemari warga lokal Saudi.Gerai ini mulai ramai dikunjungi pembeli selepas Ashar. Saat itu harus antri untuk membelinya. Bahkan harus pakai nomor urut. Tapi, bagi pembeli dari kaum perempuan lebih diprioritaskan sehingga tak perlu mengantre terlalu lama seperti pembeli dari kaum pria.
Pada awalnya, sepuluh tahun silam, lokasinya hanya berada di dekat kawasan gua Hira. Di dekat situ ada juga warung jeruk peras yang enak dan berharga murah. Kalau ada yang pergi haji dan umrah sempatkan ke sana sambil mengunjung gua yang ada di perbukitan batu yang menjadi tempat turunnya wahyu yang pertama itu. Al Baik merupakan pesaing berat ayam goreng ala Amerika yang juga banyak ditemukan gerainya di Makkah, baik itu KFC, Mc Doland, atau Wendy's.
Untuk masa kini, gerai Al Baik sudah ada di dekat kawasan sekitar pusat perbelanjaan moderen yang ada di sekitar Masjidil Haram. Dan di situ pun selain Al Baik juga makanan ayam goreng yang lain tersedia, misalnya ayam goreng khas Turki yang juga enak. Namun Al Baik memang lebih legendaris namanya. Dengan demikian siapapun yang sudah pernah menyantap makanan ini saat pergi umrah atau haji, pasti punya klangenan untuk menyantap olahan ayam itu lagi.
Yang mengejutkan, ayam Al Baik sudah bisa dipesan dari Jakarta. Harganya sekitar Rp 328.000 per porsi. Pemesanannya melalui toko daring. Jadi makanan ayam goereng tersebut dikirim Arab dalam bentuk beku, sampai di Jakarta tinggal dipanasin. Beberapa teman pun sudah pernah pesan.
Gerai Al Baik di kawasan sekitar Mina pada musim haji.
Jadi Al Baik memang nama gerai ayam ala Arabia yang sudah mendunia. Pemerintah negara itu pun sudah menetapkan Al Baik sebagai salah satu kuliner nasionalnya. Dan rakyatnya pun mendukung dan membuktikan bahwa mereka mencintai masakan itu. Ayam goreng lain bahkan terkesan kurang laku di sana. Gerainya tak seramai mereka.
Padahal umur makanan ayam goreng ini juga belum terlalu pajang. Didirikan tahun 1986 oleh seorang pengusaha Saudi yang bernama Shakour Abu Ghazalah. Dan ayam ini sebenarnya tak jauh beda dengan masalan ayam goreng ala Turki yang bisa disantap di restauran yang tersebar di pinggirin selat Bhosporus di Istanbul. Tapi orang Arabia itu berhasil mengemasnya secara lebih baik sehingga menjadi makanan yang khas dan bercitra rasa tinggi.
Awalnya gerai Al Baik ini bernama Broast Restaurant. Namun sepertinya peruntungannya kurang bagus dengan nama itu. Lalu digantilah namanya menjadi Al Baik dan larisnya tak kira-kira.
Belum lama gerai ayam ini mendapat penghargaan peringkat kelima dunia versi YouGov sebagai merk yang dihargai paling positif.
Mengalahkan merk dunia seperti Google, Youtube, Samsung, WhatsApp, bahkan Apple dan iPhone. Bayangkan, itu merk ayam goreng lo!
Tidak akan ada yang menyangkal kalau melihat antrean yang mengular di setiap gerainya. Bahkan di beberapa gerai yang besar ada pembatasan jumlah pembelian maksimal 10 boks per customer.
Antreannya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Biasanya saya yang mengantre. Karena antrean di line perempuan tidak sepanjang laki-laki.
Lambang sangat suka ayam goreng ini. Tapi saya tidak. Karena saya tidak suka semua fast food, merk apa saja. Kalaupun makan, sekadar menyicip saja sebagai penanda sedang di Tanah Suci.
Puncak keramaian restoran ini adalah di musim haji. Dalam hitungan jam mereka harus menyiapkan ribuan boks.
Selama musim haji sebanyak 1.500 karyawan ditugaskan melayani jamaah. Gerai-gerai mereka di Mina antreannya bisa berjam-jam.
Bisa dibayangkan, kalau hanya dalam hitungan jam saja ribuan pesanan diterima. Berapa omzetnya selama musim haji?
Berapa besar omzetnya sepanjang tahun? Berapa juta potong ayam yang dibutuhkan?
Para penggemarnya mengatakan kalau saus cocolan yang terdiri dari garlic sauce dan semacam thousand island itu yang membuat ayam goreng ini istimewa.
Ada juga yang menyebutkan kalau porsi jumbonya mengenyangkan dan membuat puas.
Porsinya memang besar sekali. Satu boks terdiri dari 2-3 potong ayam ukuran besar, french fries, dan roti bun burger.
Paket favoritnya adalah Hot and Spicy Chicken yang terdiri dari 4 ayam, 1 roti bun burger, kentang goreng, saus tomat dan garlic sauce. Harga paket ini SAR 12 (Rp 48.000)
Memang saking lakunya, banyak jastip (jasa titipan) yang menawarkan paket ayam ini dibawa langsung dari Saudi ke Jakarta menggunakan penerbangan hari itu.
Seperti disebutkan di awal tulsan, harga per paketnya yang paling murah sekitar Rp 175.000. Tapi tidak bisa langsung dapat, melainkan ada jadwal terdaftar untuk pesanan tanggal berapa.
Sampai sekarang gerai Al Baik belum dibuka di Jakarta, padahal penggemarnya pastilah sangat banyak. Apa pasal?
“Harga kemitraannya tidak masuk akal. Mahal sekali. Karena mereka memang sudah tidak butuh duit,” kata seorang pengusaha yang punya banyak bisnis dengan Saudi suatu kali.
Kalau saja ada kerja sama bisnis dan ayam dari Indonesia bisa diserap untuk kebutuhan mereka, pastilah para peternak tidak menjerit seperti sekarang.
Ah, ada yang kangen makan ayam Al Baik sore ini? Dan kayaknya kini, terutama para orang tua yang akan menyekolahkan putra-putrinya, memang banyak yang kangen meski sedang dirundung susah. Mereka sedang bingung dengan zonasi sekolah. Tapi sudahlah anggap saja itu lucuan atau plesetan seperti ini: Ayam goreng to skul (maksudnya: I am going to school) ha ha ha...?
Follow me on IG @uttiek.herlambang
Tulisan dan foto-foto ini telah dipublikasikan di www.uttiek.blogspot.com dan akun media sosial @uttiek_mpanjiastuti