Ahad 30 Jun 2019 17:08 WIB

Jamaah Haji Jangan Terjebak Riya' di Era Medsos

Para calon jamaah haji diimbau untuk tetap bijak dalam memanfaatkan medsos

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Christiyaningsih
Jamaah Calon Haji (JCH) mengikuti pemantapan manasik haji tahap akhir musim haji 2019 di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (29/6/2019).
Foto: Antara/Rahmad
Jamaah Calon Haji (JCH) mengikuti pemantapan manasik haji tahap akhir musim haji 2019 di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (29/6/2019).

IHRAM.CO.ID, SEMARANG -- Para calon jamaah haji diimbau untuk tetap bijak dalam memanfaatkan media sosial (medsos). Hal ini dimaksudkan agar pemanfaatan medsos tidak mengganggu atau bahkan merusak nilai-nilai ibadah sebagai ‘tamu Allah’.

Pesan ini disampaikan Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Nasrulloh Afandi. Pesan disampaikan dalam tausyiah pelepasan 254 orang Petugas Haji Provinsi Jateng 2019 di Semarang.

Baca Juga

Menurut Gus Nasrul, di era menjamurnya pemanfaatan medsos seperti sekarang ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang paling rawan terdampak ‘virus’ yang disebutnya bisa merusak ibadah. "Amal ibadah yang sangat memungkinkan untuk diterima oleh Allah adalah amal ibadah yang dilupakan oleh yang mengerjakannya," katanya mengutip pendapat Ulama Besar Tasawwuf Imam Ibnu Atoillah as-Sakandari dalam kitab al-Hikam.

Selain itu, amal ibadah yang diterima Allah adalah amal yang tidak diingat -ingat dan tidak disebut- sebut lagi. “Bahkan juga menganggap amal ibadah yang telah dilakukan tersebut sangat sedikit dan masih belum berarti,” ungkapnya.

Namun, di era keleluasaan bermedsos seperti sekarang ini justru banyak yang tak berhati- hati dalam memanfaatkan medsos. Ia mencontohkan, mulai dari mendaftar haji banyak orang sudah di mengunggah postingan di medsos dengan kalimat  ‘Alhamdulillah sudah daftar haji’ yang seolah-olah merupakan ungkapan rasa syukur.

Padahal, fenomena semacam itu dikhawatirkan di dalam hatinya ada gejala riya' (ingin pamer atau disanjung oleh sesama manusia). “Maka hal- hal dan kebiasaan semacam itu lebih utama dijauhi,” tandas alumnus Pesantren Lirboyo ini.

Apalagi dampak fenomena dunia maya, sekarang ini sudah nyata-nyata banyak terjadi. Baik mulai persiapan keberangkatan haji hingga jamaah sudah sampai di Makkah dan Madinah, jamaah justru terlena dan repot hanya untuk bermedsos.

Mereka bukannya fokus pada ibadah, mendekatkan diri pada Allah, dan memohon ampunan-Nya. Akan tetapi banyak yang justru meluangkan waktunya asyik berselancar di dunia maya dengan bermedsos. Jamaah haji mengunggah segala macam aktivitas selama perjalanan ibadah haji dan sebagainya.

Karena itu, Gus Nasrul pun berharap para petugas haji bisa ikut meminimalisir atau mengarahkan para jamaah haji supaya tidak sibuk dengan medsosnya masing- masing. Kendati banyak juga yang saat melaksanakan ibadah haji tidak mengunggah aktivitasnya.

Tetapi setelah pulang dari haji, semua amal ibadah atau aktivitasnya yang berkaitan dengan ibadah haji juga diposting semua di berbagai medsos. “Gejala ini juga tak kalah menyedihkan, karena hanya menunda pamer ibadah,” tandasnya.

Menurut Gus Nasrul, sungguh sayang ibadah haji bisa rusak karena demam unggahan di medsos untuk mencari riya' atau sum’ah (pencitraan). Padahal sesungguhnya banyak calon jamaah yang mengantre bertahun- tahun lamanya dan ingin benar- benar beribadah haji.

Bahkan lebih banyak lagi yang ingin berangkat ibadah haji, tetapi sama sekali tidak ada kemampuan biaya. Maka ia pun juga mengingatkan para calon jamaah haji untuk menghindari fenomena tersebut.

“Imam Abu Laits As-Syamarqondi dalam kitab Tanbihul Ghofilin menegaskan bahwa di antara syarat atau prosedur supaya Ibadah diterima adalah adanya niat murni mengharap ridha Allah SWT tanpa ada unsur duniawi atau politis,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement