IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka menilai, semua petugas haji mulai dari tim kesehatan dan tim pebimbing ibadah memiliki tugas dan amanah yang cukup berat. Selama satu bulan lebih petugas akan melayani jamaah dengan sikap dan karakter yang berbeda.
"Kita semua yang ada di sini pada prinsipnya memiliki tugas dan amanah yang cukup berat. Karena apa? kita harus melayani 10 ribu orang yang beda pola pikirnya, rasa dan sebagainya pun berbeda-beda," kata Eka saat menjadi pemateri tentang Pelayanan Kesehatan Haji di Kloter, di Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (29/6) kemarin.
Eka yakin meski mengemban amanah berat, para petugas haji Indonesia dapat menjalankan amanahnya melayani jamaah dengan baik. Karena semua petugas kesehatan sudah dibentuk dalam satu tim petugas kloter yang di dalamnya terdiri dari ketua kloter, pembimbing ibadah dan tim kesehatan.
"Tak henti-hentinya saya selalu meminta mengajak ke seluruh pihak supaya kita kompak," katanya.
Eka menyampaikan selama pengalamannya menjadi Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) pada tahun 2004, komunikasi baik kepada jamaah sangat penting. Karena dengan komunikasi baiklah jamaah akan merasa nyaman saat menerima pelayanan dari petugas.
"Yang saya lihat adalah dari seluruh pengalaman yang saya rasakan itu komunikasi paling penting. Kita harus sibuk dengan diri kita sendiri bahwa kita ini harus kuat ke dalam bersama-sama," katanya.
Karena kata Eka, petugas haji itu melayani jamaah yang jumlahnya jauh lebih besar dari petugas haji itu sendiri. Apalagi kata Eka petugas kloter jauh lebih berat tanggung jawabnya daripada petugas di luar kloter.
Karena di dalam kloter, petugas pasti akan banyak bertemu dengan jamaah yang sikap dan karakternya berbeda-beda. Hal seperti inilah bisa menguji kesabaran para petugas yang melayani jamaah.
Misalnya kata dia nanti petugas haji akan menemukan jamaah yang ngomel-ngomel, ketika mengantar istri atau suaminya sakit ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Jika menemukan hal seperti itu, Eka meminta terutama bagi petugas kesehatan untuk tetap melayani jamaah dengan ramah.
"Istrinya sakit suaminya yang nganter suaminya ngoceh dengan istrinya juga. Kita tetap jalankan saja pengobatan-pengobatan yang ada. Hal seperti ini beberapa kali yang saya perhatikan," katanya.
Untuk itu kata dia, berkomunikasi baik kepada jamaah dan menjaga kekompakan antarsesama petugas sangat penting dilakukan di dalam kloter. “Kita harus satu dan kita harus benar-benar memikirkan bahwa ini tugas yang harus dikerjakan bareng-bareng," katanya.