Ahad 30 Jun 2019 23:23 WIB

Petugas Diminta Sigap Bantu Jamaah yang Kepayahan

Petugas diminta maksimal memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Petugas Kementerian Agama sedang melakukan pendataan pembuatan visa haji untik calon jamaah haji Indonesia di kantor Kementrian Agama RI di Jakarta, Selasa (25/6).
Foto: darmawan / republika
Petugas Kementerian Agama sedang melakukan pendataan pembuatan visa haji untik calon jamaah haji Indonesia di kantor Kementrian Agama RI di Jakarta, Selasa (25/6).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Petugas diminta maksimal memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah. Salah satunya membantu jamaah Tawaf, Sa'i, dan melempar Jumrah yang tak kuat melakukannya.

"Bagaimana cara ngebantunya supaya perlindungannya bisa jalan yang sudah sakit, sepuh sebaiknya dititip aja melontar jumrahnya," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka saat menyampaikan meteri di pelatihan integrasi petugas kloter tambahan Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan, Sabtu (29/6) kemarin. 

Eka meminta semua petugas terutama petugas kesehatan membantu jamaah haji yang sudah kepayahan, melakukan semua hal sulit dilakukan dalam penyelenggaraan ibadah haji. 

Eka mengaku tidak ingin melihat ada jamaah haji yang sudah tua dan sakit melempar jumrahnya tidak diwakilkan kepada petugas kesehatan maupun petugas ibadah. Untuk itu petugas kloternya harus sigap membantu jamaah yang memerlukan bantuan.

Eka menyampaikan membantu jamaah melontar jumrah itu merupakan tindakan yang sederhana, namun pahalanya besar luar biasa. Dalam hal ini petugas kesehatan dapat mengambil bagian membantu jamaah melempar jumrah tidak mesti petugas pembimbing ibadah saja yang melakukannya.

"Karena pahalanya yang sebenarnya besar sekali. Ambil batunya niatkan atas nama siapa," katanya.

Eka memastikan antara pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang dilakukan petugas kesehatan dan petugas pembimbing ibadah tidak ada bedanya. Pembinaan yang dilakukan petugas pembimbing ibadah salah satu contoh adalah memberi tahu di mana mulai Tawaf dan apa saja yang mesti dilakukan selamat Tawaf. 

"Nah bagaimana pembinaan kesehatan mesti disampaikan juga, bagaimana kalau dalam keadaan kelelahan, sesak nafas dan sebagainya," katanya.

Kepada petugas kesehata Eka menyarankan, jika ada jamaah kelainan jantung maka tawafnya harus dibantu dengan menggunakan kursi roda. Jamaah yang memiliki katagori resiko tinggi (risti) seperti inilah perlu pendampingan selama melakukan proses ibadah haji.

"Jangan jamaah dititip ke petugas lain dan ini harus disampaikan kepada teman-teman terutama KBIH," katanya.

Menurut Eka manajemen ibadah haji merupakan hal yang paling susah. Karena segala kondisi bisa berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan Saudi.  Meski demikian Eka percaya petugas haji Indonesia mampu menjalankannya jika berpedoman pada pembinaan, pelayanan dan perlindungan.

"Prinsip-prinsip pembinaan, pelayanan dan perlindungan ini harus jadi marwah kita semua," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement