IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji (CJH) Indonesia untuk kelompok terbang (Kloter) pertama Gelombang I mulai masuk ke Asrama Haji pada 5 Juli 2019. Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Kementerian Agama (Kemenag), Nasrullah Jasam, mengatakan CJH yang masuk asrama haji pada 5 Juli ini akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada 6 Juli 2019.
"CJH masuk asrama haji ditarik satu hari sebelum keberangkatan ke Saudi. Pada 5 Juli 2019, kloter pertama jamaah yang mulai masuk asrama haji adalah embarkasi Batam dan Surabaya," kata Nasrullah saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/7).
Selanjutnya pada 6 Juli 2019, Nasrullah menjelaskan jamaah yang masuk ke asrama haji adalah embarkasi Batam, Surabaya, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Mataram, Padang, Banjarmasin, Palembang, Surakarta, dan Ujung pandang,
Ia menuturkan, rata-rata 15-20 kloter jamaah masuk ke asrama haji di seluruh Indonesia setiap harinya. Menurutnya, embarkasi yang padat seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, bisa memasukkan 3-4 kloter jamaah ke asrama haji dalam sehari.
Saat di asrama haji, Nasrullah mengatakan jamaah akan diberi penjelasan dan pembagian gelang identitas, pembagian living cost (biaya hidup) selama di Arab Saudi, pembagian kunci kamar dan voucher makan. Selain itu, akan ada pemeriksaan kesehatan terakhir terhadap CJH dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan penimbangan bagasi CJH. Menjelang keberangkatan, kata dia, paspor akan diberikan kepada masing-masing jamaah.
Secara umum, ia mengatakan tidak ada yang berbeda dengan kesiapan di asrama haji tahun ini dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, tahun ini perekaman data biometrik di asrama haji berkurang karena 80 persen CJH sudah melakukan perekaman biometrik.
"Sekitar 30 ribu jamaah di seluruh Indonesia yang belum melakukan rekam biometrik atau sekitar 15 persen dari total jamaah yang diberangkatkan akan melakukan rekam biometrik di asrama haji," ujarnya.
Meskipun rekam biometrik baru dilakukan di asrama haji, seluruh jamaah tersebut sudah mendapatkan visa. Hal itu karena rekam biometrik bukan lagi menjadi syarat pemvisaan. Namun demikian, Nasrullah mengatakan jamaah yang tidak melakukan rekam biometrik di tanah air tetap akan melakukannya saat tiba di bandara di Saudi.
Sementara itu, soal kesiapan visa, Nasrullah menjelaskan bahwa pihaknya memprioritaskan pengurusan visa untuk 7 hari pertama keberangkatan jamaah haji. Pemerintah menargetkan Rabu (3/7) kesiapan visa telah rampung untuk keberangkatan CJH ke Saudi pada 6-12 Juli 2019 atau bagi sekitar 45 ribu-50 ribu jamaah.
Selanjutnya untuk 7 hari kedua, menurutnya, pihaknya akan mengerjakan pengurusan visa bagi jamaah yang diberangkatkan pada 12-19 Juli 2019 pada 4 Juli mendatang. Ia menambahkan, ada interval waktu sekitar delapan hari antara visa keluar dan keberangkatan jamaah ke Saudi. Hal demikian agar pemerintah memastikan semua jamaah sudah mendapatkan visa.
"Dari 214 ribu jamaah yang diberangkatkan dibagi 4 kali pemvisaan, tetapi interval antara pemvisaan dan keberangkatan kita buat sekitar 8 hari. Jadi ada waktu yang cukup buat kita untuk memastikan bahwa jamaah semuanya sudah mendapatkan visa sebelum berangkat. Selanjutnya, interval 8 hari seterusnya kita gunakan untuk pemvisaan kloter yang berangkat di fase kedua gelombang pertama," tambahnya.