IHRAM.CO.ID, MADINAH—Pemerintah Indonesa menjalin kerja sama dengan perusahaan katering untuk jamaah haji selama di Tanah Suci. Jumlahnya beragam untuk setiap wilayah. Untuk kerja sama dengan pihak katering di Madinah, sedikitnya ada 15 perusahaan, dan 36 di Makkah, serta 13 perusahaan katering di Arafah, Mina, dan Muzdalifah
“Kami juga bekerja sama dengan perusahaan katering yang dikelola oleh Muassasah Asia Tenggara,” kata Kabid Katering PPIH Arab Saudi, Ahmad Abdullah, abu (10/7) di Madinah.
Tak hanya hal tersebut, pihaknya juga menggaet koki yang bisa masak makanan Indonesia. “Semua perusahaan yang menjalin kerja sama dengan kita, kita wajibkan memiliki chef atau koki (juru masak) dari Indonesia,” terangnya.
“Walau pun perusahaan katering itu punya nama besar, tapi kalau tidak mampu menyediakan juru masak orang Indonesia, akan kita tolak,” tegas Ahmad.
Hal ini dimaksudkan supaya jamaah mendapatkan layanan dan cita rasa makanan yang khas, sesuai dengan lidah orang Indonesia. Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan dinas tata kota yang ada di Madinah, Kemenkes, dan pengawas katering secara khusus.
Sementara itu, untuk pengawasan, pihaknya melakukan secara ketat. Mulai dari produksi hingga pendistribusian. “Untuk aspek kesehatan, kita konsultasikan dengan Kemenkes,” terang Ahmad Abdullah.
Sebab, kata dia, pihaknya sudah memiliki petugas sanitasi dan survelance (sansur). “Kemenkes juga akan mengawasi dapur kita,” ungkapnya.
Pengawasan bertingkat ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan kekhasan makanan untuk jamaah. “Ini sudah sesuai dengan arahan pengawasan sebagaimana permintaan dari Pemerntah Indonesia, juga DPR, Kemenkes, dan lainnya,” tutur dia.