Kamis 11 Jul 2019 17:49 WIB

Demi Keamanan, Jamaah Haji Diminta tak Bawa Perhiasan

Membawa barang berlebihan dikhawatirkan memicu tindakan kriminal dari orang lain.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Friska Yolanda
Jaetul Muchlis
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jaetul Muchlis

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Tidak lama lagi, jamaah calon haji asal Indonesia mulai berdatangan ke Tanah Suci Makkah, baik dari Madinah maupun dari Tanah Air. Jamaah haji diminta membawa barang secukupnya dan menghindari membawa barang mencolok.

Kabid Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Jaetul Muchlis mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jamaah ketika baru datang ke Makkah. Di antaranya yaitu, dia mewanti-wanti agar jamaah haji tidak membawa perhiasan dan barang-barang berharga ke Tanah Suci. Apalagi, sampai harus dibawa ke Masjidil Haram.

Baca Juga

"Sebaiknya dari Tanah Air tidak usah membawa-bawa barang seperti itu," kata Jaetul usai berkoordinasi dengan personel sektor khusus di Hotel Jad Al Shesa, Kota Makkah, Kamis (11/7).

Living cost pun, yang diberikan kepada jamaah haji saat masih berada di asrama haji embarkasi, sebaiknya ketika sudah berada di Makkah, tidak dibawa-bawa ke Masjidil Haram. Dikhawatirkan, uang tersebut akan tercecer atau jatuh.

"Dan, ini juga bisa memicu adanya tindakan kriminal dari orang lain," kata Jaetul.

Jaetul juga berpesan, agar jamaah selalu merasa nyaman, sebaikanya jika bepergian, upayakan selalu berada dalam rombongan atau kelompoknya. "Diupayakan lagi, dalam rombongan itu ada laki-lakinya," katanya.

Jaetul mengatakan, jika menemui kesulitan selama berada di Makkah, langsung saja menghubungi petugas haji. Sehingga, dia juga berpesan agar petugas haji selalu mengenakan pakaiannya resmi petugasnya selama berada di Makkah dan Masjidil haram. Hal tersebut untuk memudahkan jamaah mengenali adanya petugas di sekitar mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement