Jumat 12 Jul 2019 17:47 WIB

Tiba di Tanah Suci, Jamaah Diminta Jaga Kesehatan

Jamaah diminta perbanyak konsumsi air dan buah-buahan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Indonesia
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jamaah haji Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para jamaah calon haji dari Indonesia dan petugas kloter gelombang I yang sudah mendarat di Madinah terus bertambah. Pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus mengimbau supaya mereka menjaga kesehatan.

Menurut informasi yang diperoleh dari Siskohat, sejak kedatangan kloter 1 pada Sabtu (6/7) hingga hari ini, Rabu (10/7) pukul 15.00 WAS, tercatat sudah 57 kloter dan lebih dari 23 ribu orang jemaah dan petugas yang tiba di Arab Saudi.

Perjalanan panjang selama 9 jam di pesawat dan suhu ekstrem di Arab Saudi tentu membutuhkan adaptasi yang tidak mudah bagi sebagian besar jamaah haji Indonesia. Itulah sebabnya Kemenkes terus mengimbau jemaah haji untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

“Saya minta jamaah haji banyak makan buah-buahan dan sesering mungkin minum air zam-zam,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusup Singka seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (12/7).

Ia juga meminta jamaah juga harus bisa mengendalikan kondisi kesehatannya dan hindari lelah yang berlebihan.

Pada kesempatan lain, saat melakukan penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji Kloter JKS 03 di Sektor 2 Madinah, pada Rabu (10/7) pagi WAS, petugas kesehatan haji dari Tim Promotif Preventif (TPP) Kemenkes 2019 menyampaikan kiat berhaji sehat. Penyuluhan digelar di Hotel Salifiah Golden Madinah dan dihadiri oleh sekitar 100 orang jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Salah satu petugas dari TPP Siti Kunjanaeni atau yang akrab dipanggil Neni, menekankan perhatian pada keadaan lingkungan di tanah suci yang berbeda dengan tanah air, khususnya pada suhu yang sangat panas dan kelembaban yang rendah.

Kondisi ini tentu bisa berakibat pada dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Oleh sebab itu ia selalu mengingatkan para jemaah tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

“Kelembaban sangat kering sehingga gampang terjadi mimisan dan tanpa kita sadari dehidrasi. Jadi kita menyarankan semua jemaah setiap kali keluar pondokan harus pakai APD,” ujar Neni.

Bagi jamaah haji yang punya penyakit kronis bawaan dianjurkan agar mengonsumsi obat secara teratur yang waktunya disesuaikan dengan waktu Arab Saudi. Begitu juga waktu konsumsi makanan katering yang tertera batasan jam makan pada kemasannya.

Selain tentang obat dan makanan, anggota TPP lainnya, dr.Mona juga menyampaikan materi tentang pengaturan siklus haid. Menurut dokter spesialis kebidanan ini, pengendalian hormon kewanitaan ini penting agar para jemaah haji wanita dapat berhaji dengan tenang. Terakhir ia juga berpesan bila ada jamaah yang mengalami masalah kesehatan segera menghubungi atau berkonsultasi dengan dokter kloternya.

Salah seorang jamaah haji asal Kabupaten Bandung, Sulsamta, mengapresiasi kegiatan ini. Ia dapat merasakan manfaat penggunaan APD untuk melindungi diri dari segala macam penyakit. Ia juga menceritakan jika sebelumnya pernah menerima pembinaan kesehatan seperti ini saat di tanah air.

Pembinaan kesehatan yang dilakukan oleh TPP ini juga dibarengi dengan bimbingan ibadah dan penyampaian informasi lainnya terkait perlindungam jemaah, akomodasi dan ziarah oleh petugas kloter lainnya. Kepala Sektor 2 Madinah, Rusdi Umar, menegaskan bahwa dua kementerian yaitu Kemenkes dan Kementerian Agama inilah yang punya tanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji agar jamaah dapat beribadah dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement