IHRAM.CO.ID, MAKASSAR— Daftar tunggu calon jamaa haji Halmahera Barat mencapai 1.200 orang lebih dengan masa pemberangkatan paling lama 12 tahun.
"Alhamdulillah tahun ini kami bisa memberangkatkan 90 orang setelah ada penambahan kuota kemarin. Semoga jumlahnya bertahan seperti itu supaya antrean semakin pendek," ucap kata Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Provinsi Maluku Utara, Idris, di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Jumat (12/7).
Dia mengatakan, kuota awal Halbar Malut hanya 68 Calon Haji (Calhaj) setiap tahunnya, namun dengan adanya penambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi sehingga pun berimbas untuk penambahan kuota di daerah tersebut.
Tahun ini, kata dia, Provinsi Maluku Utara mendapat tambahan kuota sebanyak 241 orang. Kuota tersebut didistribusikan untuk 10 kabupaten/kota se Malut dan Halmahera memperoleh tambahan kuota sebanyak 22 orang.
Maka, tutur dia, untuk pertama kalinya, Kabupaten Halbar berhasil memberangkatkan 90 calhaj, sehingga daftar tunggu pun semakin berkurang. "Itu artinya ini memperpendek masa tunggu jamaah, masa daftar haji berikutnya. Alhamdulillah kami bersyukur karena memperpendek jarak tunggu calon jamaah haji kita," ungkapnya.
Dia menjelaskan, penambahan kuota tersebut diprioritaskan untuk lansia serta pendamping calhaj yang dianggap berisiko menjalankan aktivitas ibadah haji seorang diri, sehingga harus didampingi oleh keluarganya.
Lansia yang dimaksudkan, ujar dia, berdasarkan usia dan kondisi kesehatan, sedangkan untuk pendamping, satu orang untuk setiap jamaah dengan ketentuan mereka telah memiliki nomor porsi dengan masa pendaftaran sebelum tahun 2017.
Idris yang dengan gembira dan bersyukur atas penambahan kuota tersebut sengaja datang ke Makassar untuk mendampingi 90 calhaj asal Halbar yang telah berangkat Kamis (11/7) malam pada pukul 23.30 WITA.
"Perjalanan dari Halbar hingga pemberangkatan sekitar dua hari, karena kita berkumpul dahulu di ibukota provinsi dan nginap di sana semalam," tandasnya.
Idris juga mengimbau kepada seluruh JCH untuk mengikuti ketentuan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Sebab berdasarkan informasi dari pihak PPIH, kondisi di Tanah Suci saat ini memasuki cuaca yang ekstrem, sehingga jamaah diminta harus mengikuti ketentuan serta arahan ketua kloter. Selain itu, JCH harus fokus kepada pelaksanaan haji, bukan hal-hal yang bisa mengganggu aktivitas ibadah.