IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ada satu kegiatan "pekerjaan rumah" yang biasa dilakukan tiap jamaah selama di Tanah Suci. Di antaranya adalah mencuci, menjemur, dan menyetrika pakaian.
Semua itu mesti dilakukan karena jamaah menjalani rangkaian ibadah haji kira-kira selama 40 hari. Sementara, pakaian yang mereka bawa cukup terbatas.
Aktivitas rumahan ini juga terlihat di salah satu hotel yang ditempati jamaah haji Indonesia selama di Makkah, yakni Hotel Kiswah, kawasan Jarwal.
Sore itu, Rabu (17/7), sejumlah jamaah terlihat sedang berada di tempat jemuran. Letaknya berada di lantai dasar, dekat ruang lobi hotel.
Beberapa dari mereka baru menjemur pakaian. Ada pula yang sudah mengambil jemuran yang sudah kering. Pantauan Ihram.co.id, rata-rata pakaian yang dijemur ialah kostum ihram atau baju sehari-hari.
Di tempat jemuran lantai dasar ini, alat yang digunakan adalah tali tambang yang dikaitkan pada tiang-tiang besi. Pihak hotel ternyata sudah menyiapkan tempat ini dengan cukup baik.
Menurut Zainat Raken (57 tahun), seorang jamaah haji asal Solo, sistem mencuci di Makkah agak berbeda dengan Madinah. Di Makkah, dia bisa mencuci dengan mesin cuci. Adapun di Madinah, dia mengaku harus mencuci dengan ember yang disediakan pihak hotel di kamar mandi.
"Di Makkah lebih enak. Ada mesin cucinya. Jadi bisa dikeringkan dan cuaca panas di sini membuat kain bertambah cepat kering. Cuma setengah jam langsung kering," kata Zainat kepada Ihram.co.id, Kamis (18/7).
Namun, baginya ada kekhawatiran jika menjemur di luar ruangan seperti ini. Takut-takut pakaiannya akan hilang. "Hilang enggak ya, Mas?" tanya Zainat kepada Ihram.co.id.
Namun, dia akhirnya menyadari, kemungkinan hilangnya pakaian itu kecil. Sebab, tempat ini masih termasuk kawasan hotel yang diawasi kamera CCTV.
Jamaah haji lainnya, Purwanti (40) asal Sukoharjo, Jawa Tengah, juga mengakui hal yang sama. Baginya, fasilitas mencuci pakaian di Makkah cukup mempermudah penghuni hotel. "Enak di sini ada mesin cucinya," kata Purwanti.
Sejak di Madinah, Purwanti mengaku mencuci pakaian dua hari sekali. Selain pakaian miliknya sendiri, Purwanti juga mencuci pakaian milik ibunya. "Iya, kalau pakaian ibu saya yang mencucikan," kata Purwanti.
Kepala Sektor 10 PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Nurul Badruttamam mengatakan, pihaknya memang sudah meminta tempat mencuci dan menjemur pakaian kepada pihak hotel. Di Hotel Kiswah ini, ada tiga menara dan setiap menara memiliki 30 lantai.
"Nah, mesin cuci kita siapkan di setiap lantai. Untuk keperluan jamaah yang ingin mencuci," kata Nurul.
Seorang jamaah haji Indonesia Kloter 1 Solo, sedang mengambil pakaian yang sudah selesai dijemur di Hotel Kiswah, Makkah, Rabu (18/7).
Di setiap menara juga, di sediakan pula tempat menjemurnya. Masing-masing di setiap menara disediakan tiga tempat. Yaitu, lantai H, lantai PR, dan lantai dasar di luar samping hotel.
Menurut Nurul, karena Hotel Kiswah ini adalah hotel aktif, dalam arti hotel yang selalu dipakai sepanjang tahun, maka tetap ada peraturan bagi jamaah yang menjemur pakain. Yaitu, tidak boleh menjemur pakaian di dalam ruang kamar.
Sementara, Kepala Seksi Akomodasi PPIH Daker Makkah, Abduh Dhiya'ur R mengatakan, pihaknya memang sudah menetapkan fasilitas standar untuk hotel yang dijadikan pemondokan untuk jamaah haji Indonesia di Makkah. Salah satunya yaitu mesin cuci dan tempat jemuran sesuai kebutuhan jamaah.
"Ya, itu standar yang kita tetapkan," kata Abduh.
Standar lainnya di antaranya yaitu, hotel harus menyiapkan air zamzam di dalam dispenser atau galon, peralatan mandi, air mineral botol (1 liter) botol per hari. Selain itu, bangunan dengan kondisi layak dan baik, lift yang memadai sesuai dnegan kapasitas gedung, hingga memiliki tangga darurat.