Kloter 25 asal Banten akan memberangkatkan 388 jamaah dan 5 petugas kloter. Adapun Kloter 26 asal Lampung akan memberangkatkan sebanyak 405 jamaah dan 5 petugas haji.
Saiful mengatakan, jamaah haji gelombang kedua ini diharuskan mengenakan pakaian ihram sejak di embarkasi. Pihaknya akan mensosialisasikan agar pakaian ihram jamaah disimpan di tas kecil dan bukan di koper besar. Hal demikian agar memudahkan mereka mengambilnya saat akan dikenakan di asrama haji.
Menurutnya, PPIH Pondok Gede akan memberikan pengertian bahwa jamaah dari embarkasi JKG akan melewati proses yang cepat saat tiba di Bandara di Jeddah, Arab Saudi. Sehingga, mereka tidak akan memiliki waktu untuk mengganti pakaian seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jamaah haji asal embarkasi Pondok Gede sudah menikmati layanan fasttrack (jalur cepat) keimigrasian. Sehingga setibanya di Bandara di Jeddah, mereka akan langsung menuju bis untuk diantar ke pemondokan.
Sementara itu, menurutnya, Jeddah sudah termasuk miqat Indonesia, di mana jamaah haji harus sudah mulai melakukan niat dan mengucapkan talbiah. Sebenaranya, miqat dari arah Indonesia berada di Yalamlam. Namun daerah itu telah terlewati saat jamaah masih berada di dalam pesawat. Di samping itu, pelayanan di bandara Jeddah yang sudah semakin membaik dan mengharuskan proses yang cepat membuat jamaah tidak memiliki jeda waktu untuk mengganti dengan pakaian ihram.
Namun begitu, ia mengatakan umumnya jamaah memahami ketentuan diharuskannya mengenakan pakaian ihram sejak di embarkasi. Dikatakannya, jamaah diperbolehkan mengenakan jaket untuk melindungi dari dinginnya udara di pesawat.
"Kalau pun tidak mau di embarkasi, jamaah bisa diarahkan untuk mengenakan pakaian ihram di pesawat sebelum landing atau mendarat di bandara di Saudi," tambahnya.
Pada musim haji 2019 ini, jumlah jamaah dan petugas kloter yang diberangkatkan melalui embarkasi Jakarta-Pondok Gede sebanyak 25.800 jamaah. (Kiki Sakinah)
Ikuti Whatsapp Channel Republika
