Ada delapan hingga 10 anggota tim P3JH yang ada di sektor Nabawi. Mereka bergantian mengantarkan jamaah menuju pemondokan. “Saya sendiri bisa antar sampai 20 orang per hari. Belum dengan teman-teman lainnya. Kalau ditotal bisa mencapai 50 hingga 100 orang per hari,” terangnya.
Herlambang mengaku, dalam sehari dia bertugas selama selama delapan jam. Dalam sehari, total dia harus berjalan kaki hingga 15 kilometer untuk mengantar jamaah.
"Paling jauh itu saya pernah sampai sehari hingga 19 KM. Itu saya hitung pakai melalui handphone, Mas," ungkapnya. Maksudnya dengan menggunakan aplikasi pengukur langkah, seperti pedometer atau runtastic, dan lainnya.

Herlambang Antonia, anggota tim P3JH saat ditemui di Tanah Suci (Republika/Syahruddin El-Fikri)
Dia menjelaskan, ada kejadian yang membuatnya terharu hingga dirinya menangis. Herlambang bercerita, ada seorang bapak terpisah dari rombongannya dari selepas Subuh di Masjid Nabawi hingga pukul 10.00 waktu setempat.
“Beliau benar-benar lupa di mana hotelnya berada,” kata Herlambang. Ia pun mengantarkan ke pemondokan si bapak. Namun dalam perjalanannya hingga hotel ketiga baru bertemu. “Di hotel ketiga, baru ketemu. Dia ketemu istrinya. Istrinya langsung nangis. Saya ikut nangis,” terangnya.
Jamaah yang sering terpisah dari rombongannya banyak dipicu banyak faktor dan salah satunya adalah karena usia. Merujuk pada kuota jamaah yang berjumlah 231 ribu orang, 63 persen di antaranya adalah berusia lanjut.