IHRAM.CO.ID, Laporan Wartawan Republika, Syahruddin El-Fikri dari Madinah, Arab Saudi
MADINAH—Jamaah haji Indonesia karena alasan tertentu seperti sakit, lanjut usia, dan memiliki risiko tinggi (risti), disarankan tidak perlu melakukan shalat Arbain di Masjid Nabawi. Ketua Tim Pemandu Ibadah Haji (TPIH) Kloter 29 Embarkasi Solo, Saeful Hadi, mengatakan, shalat arbain (empat puluh waktu) sangat dianjurkan dan lebih utama dilakukan di Masjid Nabawi, sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW.
“Tapi jika tidak mampu, jangan dipaksakan. Biar saja shalat di pemondokan,” ujar Saeful Hadi kepada Republika saat dijumpai di Sektor I Madinah, Selasa (23/7).
Pihaknya mengingatkan, Ibadah shalat arbain sangat dianjurkan, demikian pula shalat di raudhah. Tetapi, kata dia, bila memang karena kondisi tidak memungkinkan, seperti sakit, memiliki risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia) dan atau karena kondisi lainnya, sebaiknya beribadah di pemondokan saja.
“Ibadah wajib harus didahulukan, dibandingkan mengerjakan yang sunnah namun dapat membahayakan diri,” terangnya.
Diakuinya, di Kloter 29 Embarkasi Solo ada beberapa jamaah yang tidak bisa pergi ke masjid karena kondisinya tidak memungkinkan. “Akhirnya kami sarankan untuk shalat di pemondokan saja,” ujarnya.
Dan jika hendak melihat-lihat lingkungan sekitar masjid nabawi, kata dia, pihaknya mempersilakan selama keamanan terjamin. “Kami menekankan shalat berjamaah di Masjid Nabawi, tetapi bila keadaan tidak memungkinkan, Allah juga memberikan keringanan,” tegasnya.