IHRAM.CO.ID, MADINAH — Jamaah haji Indonesia diharapkan benar-benar memahami tata cara beribadah haji dengan baik dan benar. Tujuannya agar mereka dalam melaksanakan ibadah sesuai syarat, rukun, dan wajib haji.
“Ini sangat penting kami sampaikan agar dalam beribadah, jamaah tidak melanggar apa yang sudah ditetapkan,” kata Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kelompok Terbang 09 Embarkasi Padang, Abror Munanda, kepada wartawan Media Center Haji (MCH) di Madinah, Selasa (23/7).
Abror mencontohkan jamaah yang diiringinya. Jamaah haji Kloter 09 berjumlah 391 orang. Lima orang di antaranya merupakan petugas haji (TPIHI, TPHD, TKHD, dokter dan dua perawat). Pihaknya sudah mengingatkan kepada jamaah agar benar-benar memahami fikih ibadah haji.
Sebagai contoh, sejak dari hotel di Madinah, jamaah laki-laki diminta untuk mengenakan dua helai kain ihram. Mereka juga diimbau tak mengenakan pakaian yang berjahit serta tidak memakai celana. Arahan ini disebarkan sejak mereka akan berangkat ke Makkah untuk melaksanakan umrah.
“Kalau jamaah perempuan kan tidak masalah. Mereka sudah kita sampaikan untuk memakai pakaian putih sesuai syariah,” terangnya.
Demi memastikan semuanya berjalan sesuai syarat rukun haji, pihaknya juga menugaskan ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu) untuk melakukan pengecekan kepada jamaah laki-laki.
Hal ini untuk memastikan, jamaah benar-benar mematuhi tata cara berhaji yang benar. Pihaknya bekerja sama dengan tim petugas haji di Sektor Bir Ali, tempat mikat jamaah haji Indonesia dari arah Madinah
“Kita minta petugas di Bir Ali turut mengingatkan dan memastikan jamaah laki-laki tidak memakai celana,” kata Abror.
Saat di Bir Ali, ungkapnya, pihaknya akan meminta semua jamaah untuk melaksanakan berwudhu dan shalat dua rakaat serta mulai memasang niat berumrah.
“Sepanjang perjalanan kita akan lakukan talbiyah dan meminta jamaah menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan niat umrah atau hajinya,” jelasnya.
Belajar dari Pengalaman
Sebelumnya, cerita Sekretaris Sektor Bir Ali Basnang Said, pernah terjadi pada beberapa tahun silam. Pembimbing ibadah sudah mengingatkan jamaah untuk tidak memakai celana. Awalnya, jamaah seluruhnya dikira sudah mematuhi hal tersebut. Namun, belakangan diketahui bahwa beberapa orang di antara mereka masih mengenakan celana dalam. Padahal, jenis pakaian itu jelas berupa kain yang berjahit, sehingga tak dibolehkan dipakai sewaktu ihram.
“Mungkin dipikirnya, yang tidak boleh itu memakai celana panjang dan celana pendek sehingga yang bersangkutan memakai celana dalam,” kata Basnang Said, yang dihubungi secara terpisah, Selasa (23/7).
Basnang menambahkan, pembimbing ibadah diminta juga untuk terus mengingatkan, hal tersebut. “Sebelum mereka berwudhu, kita pastikan setiap jamaah haji melepaskan semua pakaian berjahit, termasuk celana dalam,” tegasnya.