Kamis 25 Jul 2019 16:33 WIB

Ketika Jamaah Haji Minta Masakan Berkuah

Jamaah haji memuji sajian masakan yang dinilai sudah sesuai cita rasa Nusantara

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hasanul Rizqa
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis, berdialog dengan jamaah haji kloter UPG 1 di Hotel 236 kawasab Syisah, Kamis (25/1). Dialog itu membahas soal katering yang dikonsumsi oleh jamaah.
Foto: Republika/Muhammad Hafil
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis, berdialog dengan jamaah haji kloter UPG 1 di Hotel 236 kawasab Syisah, Kamis (25/1). Dialog itu membahas soal katering yang dikonsumsi oleh jamaah.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis kembali mengadakan peninjauan terhadap lokasi-lokasi yang menjadi tempat pelayanan jamaah haji asal Indonesia. Pada hari ini, Kamis (25/7), dia mengunjungi Hotel 236 alias Tayeb Hotel yang menjadi pemondokan jamaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 1 UPG (Makassar).

Sri juga berdialog dengan jamaah yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan itu. Salah satu topiknya seputar sajian makanan dan minuman yang dikonsumsi jamaah.

Secara umum, jamaah haji merasa puas dengan cita-rasa dan kualitas masakan yang disediakan pihak katering kepada mereka. Sebab, Kemenag sudah menetapkan, cita-rasa masakan mesti sesuai dengan sistem zonasi. Artinya, sajian yang dikonsumsi sudah akrab bagi selera umumnya jamaah dari masing-masing daerah asal embarkasi. Dalam hal ini, masakan untuk jamaah Kloter 1 UPG adalah khas Sulawesi Selatan.

"Makanannya enak dan bergizi, kami bersyukur makannnya sama dengan yang kita makan seperti di kampung, kata Tajuddin, salah seorang jamaah saat dijumpai Sri Ilham Lubis, Kamis (25/7).

Namun, ada satu hal yang mereka belum peroleh. Selama lebih dari satu pekan berada di Makkah, mereka mengaku belum mendapatkan masakan berkuah.

Sajian sayur memang sudah diberikan kepada mereka, sesuai dengan kecukupan gizi. Namun, masih ada jamaah yang ingin ada masakan yang berkuah cukup.

"Kalau bisa sayurnya dikasih air," kata Farida binti Amir Mappuji sambil tersipu-sipu kepada Sri Ilham Lubis.

Sontak, pernyataan Farida ini disambut gelak tawa oleh jamaah lainnya. Dan, jamaah lain pun menimpalinya juga dengan mengungkapkan keinginan yang sama.

"Saya juga biasa pakai kuah seperti di Makassar," kata Fatimah, jamaah lainnya.

Bahkan, saking ketergantungannya dia dengan kuah, dia harus memberi nasinya dengan air putih. "Biar lancar seratnya," kata Fatimah.

Namun, Fatimah juga mengaku sangat puas dengan sajian yang disediakan PPIH Arab Saudi. "Enak, porsinya sesuai, makanannya juga bergizi, ada ayam, ada ikan patin, dan ada sayur meski tak berkuah," kata Fatimah lagi sambil tertawa.

Sri Ilham Lubis menyambut baik masukan dari para jamaah tersebut. "Insya Allah akan kita terus perbaiki," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement