IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Barat Khairul Azhar menegaskan, satu orang calon jamaah haji asal Provinsi Aceh yang urung diberangkatkan ke Tanah Suci pada Sabtu (27/7) lalu tetap akan bertolak ke Tanah Suci. Akan tetapi, yang bersangkutan dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi pada musim haji tahun 2020. Sebelumnya, calon jamaah haji itu diketahui positif mengandung janin sehingga terpaksa keberangkatannya ke Tanah Suci tertunda.
"Meskipun calon haji ini gagal berangkat pada tahun 2019 ini, namun jamaah tetap bisa berangkat pada tahun berikutnya," kata Khairul Azhar kepada Antara di Meulaboh, Senin (29/7).
Seorang calon jamaah haji bernama Cut Ina Mariana binti Teuku Hasyim Jauhari, warga Desa Leukeun, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, gagal diberangkatkan ke Tanah Suci pada musim haji tahun ini. Sebab, dia positif hamil selama beberapa pekan.
Meski gagal diberangkatkan pada musim haji tahun ini, hak calon jamaah haji tersebut tidak akan gugur. Cut Ina tetap bisa berangkat pada tahun depan, apabila jamaah tersebut sudah melahirkan bayinya.
Hal ini juga tergantung kepada jamaah apakah yang bersangkutan bersedia berangkat pada tahun 2020 atau pada tahun 2021, sesuai dengan kondisi pascamelahirkan dan kesiapan jamaah untuk melaksanakan ibadah haji.
"Intinya jamaah yang gagal berangkat pada tahun ini tetap bisa berangkat di musim haji mendatang, haknya tidak akan gugur," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Syarifah Junaidahmengatakan, berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, setiap calon haji yang akan beribadah ke Tanah Suci di Arab Saudi wajib lulus tes kesehatan yang dilakukan tim kesehatan haji di daerah masing-masing.
Hal ini juga berlaku kepada perempuan yang diketahui hamil, sehingga keberangkatannya juga harus dilakukan penundaan.
"Yang gagal diberangkatkan ini sudah berada di Aceh Barat, sedangkan jamaah lainnya sudah diberangkatkan ke Tanah Suci pada Sabtu (27/7) malam melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh Besar," demikian Syarifah Junaidah.