Rabu 31 Jul 2019 04:03 WIB

KKHI Identifikasi Jamaah Haji yang akan Safari Wukuf

Identifikasi dilakukan untuk jamaah haji yang dirawat di KKHI Makkah dan RS Saudi.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan memberi pendampingan kepada pasien Andi (89), calon haji asal Makassar yang menderita demensia di Rumah Sakit KKHI Mekkah, Arab Saudi, Minggu (21/7/2019).
Foto: Antara/Hanni Sofia
Petugas kesehatan memberi pendampingan kepada pasien Andi (89), calon haji asal Makassar yang menderita demensia di Rumah Sakit KKHI Mekkah, Arab Saudi, Minggu (21/7/2019).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mulai melakukan identifikasi terkait layanan kesehatan menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 9-13 Dzulhijah 1440 H mendatang. Identifikasi terutama terkait dengan layanan safari wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah mendatang.

“Safari wukuf mulai dilakukan identifikasi untuk jamaah yang kemungkinan menjalani safari wukuf,” kata Kepala Seksi Kesehatan PPIH Arab Saudi Daker Makkah, M Imran, Selasa (30/7) lalu.

Baca Juga

Menurut Imran, proses identifikasi ini dilakukan untuk jamaah haji yang dirawat di KKHI Makkah maupun RS Arab Saudi. Selain identifikasi jamaah, KKHI Makkah juga melakukan identifikasi layanan kebutuhan di Arafah.

Hingga Selasa (30/7) sore, jamaah haji yang dirawat di RS Arab Saudi berjumlah 98 orang. Sementara di KKHI Makkah 55 orang jamaah. “Di RS Arab Saudi itu terbanyak penyakit jantung, radang paru, dan juga stroke yang dipicu cuaca panas,” kata Imran.

Imran mengatakan, pihaknya juga menyiapkan 100 tempat tidur lipat dan ruangan-ruangan yang belum ditempati. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan dari lapangan.

Imran juga mengimbau agar jamaah yang sudah berada di Makkah untuk mempersiapkan diri dengan baik. Terutama, fisik dan mental. “Karena saat mabit dan jamarat itu memerlukan kondisi yang sangat baik. Jamaah haji agar tidak memaksakan aktivitas yang tidak perlu,” kata Imran.

Menurutnya, jamaah yang lansia, sakit dan uzur agar senantiasa melakukan persiapan berupa sering konsultasi kepada dokter TKHI atau dokter pendamping. Atau keterbatasan fisik lainnya dikonsultasikan sehingga saat wukuf nanti sudah siap..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement