IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Layanan bus Shalawat yang seyogianya mengantarkan jamaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjid al-Haram dan sebaliknya akan dihentikan sementara. Hal itu dilakukan menjelang puncak penyelenggaraan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.
Selama operasional bus dihentikan, jamaah haji diimbau tak memaksakan diri pergi ke Masjid al-Haram untuk shalat lima waktu atau ibadah lainnya. Mereka diimbau melakukan kegiatan-kegiatan ibadah itu pemondokan masing-masing.
"Bagi jamaah yang pemondokannya jauh dari Masjid al-Haram, tentu imbauannya ibadah di hotel masing-masing," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Nizar Ali, Rabu (31/7).
Nizar menjelaskan, tiap hotel di Arab Saudi pasti ada mushala. Sebab, itulah syarat yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia agar suatu hotel dapat menampung jamaah haji asal Tanah Air.
Nizar mengkhawatirkan bila jamaah mengalami kelelahan fisik menjelang puncak haji hanya karena memaksakan diri shalat lima waktu di lokasi yang jaraknya cukup jauh dari penginapan.
"Jamaah agar ibadah di hotel dan menjaga kesehatannya," kata Nizar.
Layanan bus Shalawat yang mengangkut jamaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjid al-Haram dan sebaliknya akan dihentikan sementara. Keputusan ini diambil untuk persiapan masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Berdasarkan peraturan pemerintah Arab Saudi berkenaan dengan persiapan masa Armina, maka pelayanan angkutan Shalawat mengalami penyesuaian waktu," kata Ketua PPIH Arab Saudi, Endang Jumali, Rabu (31/7).
Waktu penghentian operasional itu dibagi-bagi, yakni sebelum dan sesudah Armuzna. Untuk yang sebelum Armuzna, layanan bus Shalawat akan dihentikan sementara mulai 5 Dzulhijah 1440 pukul 12.00 waktu Arab Saudi (WAS) atau pada 6 Agustus 2019.
Angkutan bus yang sama akan dioperasikan kembali sejak 14 Dzulhijah 1440 H atau 15 Agustus 2019.