IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat haji Syamsul Maarif mengingatkan petugas haji di Tanah Suci untuk lebih aktif memantau kondisi jamaah menjelang puncak ibadah haji. Petugas diminta selalu melakukan "jemput bola" terkait kondisi kesehatan jamaah haji.
“Pinter-pinternya dokter kloter (kelompok terbang) memanfaatkan waktunya. Jangan segan mendatangi jamaah. Jangan tinggal di kamar. Datang ke kamar, jemput bola,” kata Syamsul kepada Ihram.co.id, Rabu (31/7).
Kondisi cuaca di Arab Saudi pada musim haji kali ini terbilang sangat panas. Karena itu, jamaah haji mesti selalu diingatkan berulang-ulang agar menjaga kesehatan diri.
Menurut dia, petugas kloter sebaiknya melakukan pemantauan setiap hari. Petugas haji yang dokter pun diingatkannya untuk rajin memberi masukan kepada jamaah terkait faktor cuaca yang berisiko tinggi terhadap fisik.
“Kondisi seperti ini, berisiko seperti ini, saya berharap jamaah tak melakukan kegiatan keluar yang mengambil risiko kesehatan,” ujar dia.
Soal Pasokan Makanan
Panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) atau petugas kloter juga dimintanya selalu sosialisasi terkait asupan makanan kepada jamaah. Biasanya, ujar dia, sekitar tiga atau empat hari menjelang wukuf jamaah haji tidak mendapat pasokan makanan.
Sebab, jalanan di Makkah padat atau bahkan tertutup untuk kendaraan. Petugas harus menginformasikan hal itu agar pimpinan rombongan dapat membantu membelikan makanan kelompoknya.
“Nanti orang tua cari makan di mana? Biasanya, (jamaah ada yang) pilih tak makan. Padahal, itu waktu penting menyimpan tenaga supaya fisik prima, tenaga prima. Harus tiga kali makan, penuhi gizi, protein,” tutur Syamsul.
Dia mengakui, rasio antara jumlah petugas haji dan jumlah jamaah haji tak sebanding. Pasalnya, jamaah haji Indonesia bisa mencapai 213 ribu orang haji Indonesia. Kendati demikian, hal itu diharapkannya tak jadi kendala di lapangan.