IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Tim Gerak Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Makkah memetakan dua hal yang rentan dialami jamaah selama puncak haji. Keduanya adalah ancaman dehidrasi dan heat stroke (strok yang disebabkan paparan cuaca panas).
“Satu, dehidrasi. Dua, heat stroke,” kata Koordinator TGC PPIH Arab Saudi Saker Makkah, Erick Erwinsyah, Sabtu (3/8) spre.
Menurut dia, dehidrasi disebabkan penguapan tinggi saat seseorang mengalami paparan cuaca panas. Sayangnya, jamaah dapat menjadi malas untuk minum karena merasa dirinya tidak haus. Padahal, meminum air sangat penting untuk menjaga ciaran tubuh. “(Karena dehidrasi --Red) tiba-tiba saja mereka bisa jatuh tumbang,” ujar Erick.
Dia meneruskan, pihaknya telah melakukan survei ke Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) yang menjadi lokasi puncak penyelenggaraan ibada haji. TGC juga melakukan pemetaan terhadap pos-pos kesehatan dan jalur-jalur evakuasi yang dapat dilalui jamaah dalam keadaan darurat.
"Kami survei Armuzna, yang merupakan tempat kerja yang akan ditempati Tim Mobile Crisis Resque (MCR) bersama Linjam (Perlindungan Jamaah), tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH), dan teman-teman media. Kita survei, pertama, di Arafah. Kita mapping pemondokan serta enam pos kesehatan yang akan menempati pos-pos ad hoc di tengah pemondokan jamaah," tutur Erick.
Selain itu, pihaknya mengupayakan jalur emergency untuk evakuasi jamaah. "Jadi begitu ada jamaah, kita tahu mana jalur terdekat evakuasi," kata Erick. "Tadi kita juga survei pemetaan mapping di jalur Jamarat. Kita akan melihat titik-titik krusial di mana kita bisa melakukan pertolongan di titik-titik. Jamaah bisa tumbang dan mungkin kelelahan karena kepanasan."