Ahad 04 Aug 2019 13:06 WIB

Bijak Menggunakan Plastik di Tanah Suci

Pemerintah Arab Saudi sudah memikirkan 'haji tanpa plastik' di Tanah Suci.

Seorang jamaah mengambil plastik //roll// yang disediakan di pintu masuk Masjid Al Haram. Plastik tersebut biasanya dimanfaatkan jamaah untuk menyimpan sandal saat masuk ke Masjid Al Haram.
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Seorang jamaah mengambil plastik //roll// yang disediakan di pintu masuk Masjid Al Haram. Plastik tersebut biasanya dimanfaatkan jamaah untuk menyimpan sandal saat masuk ke Masjid Al Haram.

IHRAM.CO.ID,  Oleh Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi

 

Baca Juga

Dengan area Masjid Al Haram yang sangat luas, saya kira tak efektif untuk meletakkan sandal di rak-rak yang disediakan di halaman masjid. Bisa jadi, ketika kita sudah di dalam, kita lupa jalur menuju pintu awal kedatangan kita tadi.  Kalaupun ingat, kita harus mencari-cari sandal kita yang tergabung dengan sandal-sandal jamaah lainnnya yang ditempatkan di rak yang sama.

Risikonya, kita bisa kehilangan sandal. Dan, ini sangat tidak baik jika kita keluar masjid tanpa menggunakan alas kaki. Apalagi, dengan suhu udara Makkah saat ini. Bisa melepuh kaki kita dan bisa mengganggu aktivitas ibadah kita selanjutnya.

Karena itu, sandal sebaiknya kita bawa ikut ke dalam masjid. Di depan pintu-pintu masuk masjid, biasanya ada plastik bening roll yang digantung di dinding. Plastik ini diberikan gratis kepada jamaah untuk menyimpan sandal atau sepatu kita yang dibawa ke dalam. Terkadang  di pelataran masjid,  juga ada orang yang membagikan plastik kepada jamaah secara cuma-cuma.

Namun, di sini menurut saya ada sedikit sikap 'mubazir' yang ditunjukkan oleh sejumlah jamaah. Saya perhatikan, usai pelaksanaan shalat dan mereka keluar masjid, kantong-kantong plastik itu dibuang begitu saja ke tempat sampah.

Ini berarti mereka telah memproduksi sampah plastik. Bayangkan, ada puluhan ribu jamaah yang masuk ke Masjid Al Haram setiap hari.

Jika selama shalat lima waktu mereka masuk-keluar masjid dengan mengambil dan langsung membuang plastik, berapa ratus ribu lembar yang telah diproduksi menjadi sampah dalam satu hari itu. Dan, musim haji kurang lebih berlangsung selama dua bulan. Itu belum termasuk umrah yang waktunya bisa dilakukan sepanjang tahun.

Padahal kita tahu, plastik adalah salah satu bahan yang sangat sulit diurai. Artinya, ini kurang baik untuk lingkungan. Tetapi, saya berbaik sangka dan berharap agar plastik yang dibuang itu dipilah kembali dan didaur ulang.

Namun, ada baiknya, para jamaah tidak membuang plastik itu dan memakai kembali plastik itu selama berada di Makkah. Di mana, plastik itu bisa diulang-ulang untuk dipakai menyimpan sandal ketika kita masuk Masjid Al Haram.

Atau, lebih baik lagi jika kita membawa tas serut dari bahan kain. Ini bisa dimanfaatkan juga untuk menyimpan sandal. Sehingga, kita tak ikut-ikutan memproduksi sampah plastik saat melakukan ritual ibadah di Masjid Al Haram.

Kita juga ikut bagian dalam mengurangi produksi sampah plastik. Bahkan, pemerintah Arab Saudi sendiri sudah memikirkan soal 'Haji tanpa plastik' ini.

Untuk diketahui, pada musim haji tahun lalu, Pemerintah Kota Makkah menyatakan ada 42 ribu ton sampah yang dihasilkan. Dan, salah satu sampah yang banyak terlihat adalah sampah dari bahan plastik.

Panas yang menyengat di Saudi membuat botol-botol air mineral berserakan terutama ketika di daerah tempat pemusatan puncak haji. Di tenda-tenda Arafah, juga jalur Mina dan Jamarat, botol-botol plastik tersebut nampak tergeletak di sana-sini.

Dikutip dari Arab News pada pertengahan Juni 2019 kemarin, Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al Faisal bertemu dengan senator dari Perancis dan Komite Persahabatan Teluk-Prancis di Jeddah. Mereka membahas potensi kerja sama pada upaya pelestarian lingkungan hidup, khususnya wacana 'haji tanpa plastik' ini.

Pangeran Khalid menyoroti soal pentingnya merawat lingkungan. Khususnya, selama musim haji dan umrah. Ini artinya, penyelenggara haji di Arab Saudi dan jamaah haji diajak untuk mulai memikirkan merawat lingkungan di Kota Makkah, selaku salah satu tanah suci yang dikunjungi oleh banya orang dari berbagai negara. Salah satu caranya adalah, dengan bijak menggunakan kantong plastik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement