IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Gelombang ketiga keluarga korban penembakan masjid Christchurch, Selandia Baru tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Ahad (4/8). Para keluarga korban tersebut diundang untuk melakukan haji oleh Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman.
Rombongan tersebut terdiri dari 200 orang laki-laki dan perempuan. Saat tiba di Jeddah, mereka diterima oleh Menteri Urusan Islam dan Bimbingan Abdullatif Al-Asheikh yang mengawasi program Raja Salman untuk haji dan umrah.
Al-Asheikh mengucapkan selamat datang kepada para tamu pribadi tersebut. Ia juga mengungkapkan, Kerajaan Arab Saudi turut menderita atas serangan terorisme yang merenggut banyak nyawa tersebut.
"Kerajaan Arab Saudi menjadi target serangan teror karena dianggap mewakili dunia Islam," kata Al-Asheikh sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Senin (5/8).
Al-Asheikh menyatakan, serangan di Masjid Christchurch telah mencederai semua Muslim. Hal itu adalah tindakan keji yang tidak dapat dibenarkan.
"Terorisme tidak mengenal kebangsaan, warna, dan sekte," ujarnya.
Di sisi lain, para tamu berterima kasih kepada Raja Salman atas sambutannya yang luar biasa. Hal itu adalah pelayanan besar yang diberikan Kerajaan Arab Saudi kepada jamaah haji.
Sebelumnya, serangan kepada jamaah masjid Al-Noor dan Linwood Islamic Center terjadi pada Maret 2018. Hal itu menjadi salah satu tragedi paling memilukan. Tersangka aksi tersebut adalah seorang warga negara Australia yang mendukung supremasi kulit putih.
Pada 2019, terdapat sekitar 6.000 jamaah haji yang merupakan bagian dari tamu Penjaga Dua Masjid Suci. Hal itu merupakan bagian dari perintah Raja Salman.
Undangan khusus Raja Salman diantaranya 2.000 anggota keluarga tentara Yaman, 1.000 jamaah dari Sudan, 200 anggota keluarga korban serangan teroris Christchurch, dan 1.000 anggota keluarga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel. Setidaknya, terdapat 53.747 jamaah haji dari seluruh dunia telah menjadi tamu istimewa Raja Salman, khususnya sejak dirinya diangkat.