Kamis 08 Aug 2019 02:12 WIB

Permakaman Ma'la Khusus untuk Warga Makkah dan Istimewa

Kompleks permakaman Mala di Makkah menjadi lokasi dikebumikannya Mbah Moen

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Jàmaah haji asal Indonesia ikut menghadiri prosesi pemakaman KH Maimoen Zubair di pemamakan Ma'la, kawasan Dahlatul Jin, Makkah, Selasa (6/8).
Foto: Republika/M Hafil
Jàmaah haji asal Indonesia ikut menghadiri prosesi pemakaman KH Maimoen Zubair di pemamakan Ma'la, kawasan Dahlatul Jin, Makkah, Selasa (6/8).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ulama kharismatik asal Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) wafat di Makkah pada Selasa (6/8) lalu dini hari waktu setempat. Jenazah Mbah Moen telah dikebumikan di kompleks permakaman Ma’la, Makkah.

Menurut santri yang juga orang terdekat Mbah Moen Gus Hayat Makki, tidak mudah bagi orang luar Makkah untuk mendapat tempat permakaman Ma’la.

Baca Juga

“Ma’la hanya diperuntukkan bagi warga Makkah dan orang tertentu yang dapat izin dari Pemerintah Provinsi Makkah,” ujarnya kepada tim Media center Haji (MCH) saat dijumpai di pemondokannya, sekitar Masjidi al-Haram, Rabu (7/8).

Gus Haya mengatakan, ada sejumlah pihak yang melakukan lobi kepada pemerintah Arab Saudi agar jasad Mbah Moen dapat dimakamkan di Ma’la.

“Ada teman dan juga santrinya Mbah Moen yang mencoba menghubungi pihak terkait agar (jasad) beliau bisa dimakamkan di Ma’la,” ungkap Gus Hayat.

 

Di Balik Prosesi Pemakaman Mbah Moen

Hal serupa dibenarkan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Saat ditemui usai acara "Malam Konsolidasi PPIH Arab Saudi", Selasa (6/8) malam, dia mengungkapkan lobi-lobi yang telah dilakukan Kedubes. Pihaknya saat itu mencoba menghubungi pihak Kerajaan Arab Saudi, Gubernur Makkah, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Makkah.

Agus juga menunjukkan bukti-bukti surat izin yang diterimanya dari pihak Sekretaris Daerah Makkah kepada rekan-rekan MCH. “Pagi hari kita mendapat kabar Mbah Kiai Maimoen Zubair wafat. Kami langsung membuat surat agar beliau diizinkan dimakamkan di Ma’la,” ujarnya.

Dalam surat yang ditunjukkannya itu, Agus mengatakan, pihaknya menyampaikan bahwa yang wafat ini adalah seorang ulama terkemuka di Indonesia. Mbah Moen disebutkan dalam surat itu sebagai sosok guru yang memiliki banyak santri, termasuk Agus Maftuh sendiri.

“Kami sampaikan, bahwa yang wafat ini bukan saja seorang ulama, tetapi juga guru kami, orang yang mulia. Sehingga kami berharap mendapatkan izin agar Mbah Kiai dapat dimakamkan di Ma’la. Alhamdulillah, akhirnya diizinkan,” ucap Agus.

photo
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel (Kedua kanan)

Ia mengakui, tidak mudah bagi seorang warga negara Indonesia untuk ketika wafat dapat dimakamkan di kompleks pemakaman Ma’la. Apalagi, di situ juga bersemayam jasad dari istri Rasulullah Muhammad SAW, sang Ummul Mukminin, Siti Khadijah al-Kubra binti Khuwailid RA.

“Hanya warga Makkah dan orang khusus yang dapat dimakamkan di Ma’la,” lanjut Agus.

Al-Fatihah untuk Mbah Moen....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement