Senin 12 Aug 2019 12:44 WIB

Jantung dan Paru-Paru Dominasi Penyakit Jamaah Haji di Mina

Jamaah haji berada di Mina selama dua hari untuk mabit dan lempar jumrah.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Friska Yolanda
Jamaah haji mulai berdatangan di Jamarat setelah sebelumnya bermalam dan singgah di Muzdalifah dan Mina usai melaksanakan wukuf di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (11/8)
Foto: Umit Bektas/Reuters
Jamaah haji mulai berdatangan di Jamarat setelah sebelumnya bermalam dan singgah di Muzdalifah dan Mina usai melaksanakan wukuf di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (11/8)

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Penyakit jantung dan paru-paru mendominasi jenis penyakit yang diderita jamaah haji saat di Mina. Hal ini disebabkan salah satunya karena cuaca panas di Mina.

"Jantung kemudian sakit paru-paru muncul lagi karena suasana panas," kata Kepala Pusat Kesehatan haji Eka Jusup Singka, Senin (12/8) dini hari usai meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mina.

Baca Juga

Jamaah haji berada di Mina setidaknya untuk dua sampai tiga hari. Di sini, jamaah melakukan aktivitas mabit dan juga lempar jumrah yang sangat menguras fisik.

Terkait lempar jumrah, Eka meminta agar jamaah haji yang sudah tua dan sakit agar dibadalkan (digantikan). Yang menggantikan adalah jamaah yang lebih muda dan sehat.

"Bagi rombongan yang memiliki jamaah hajinya yang sakit dan tua agar dibadalkan saja," kata Eka.

Selain itu, Eka menyarankan agar jamaah yang pergi melempar jumrah agar selalu memakai alat pelindung diri. Di antaranya, payung, kacamata, dan alas kaki. "Jangan lupa untuk selalu minum sering-sering," kata Eka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement