IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka pos kesehatan untuk jamaah haji Tanah Air di Mina, Arab Saudi. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati mengatakan, bagi jamaah haji Indonesia, Mina merupakan lokasi peribadatan terberat.
Sebab, ia menyebut jamaah yang ingin melontar jumrah di jumrah ula, wustha dan aqobah harus berjalan kaki berkisar antara 6-14 kilometer pergi pulang dari tenda menuju lokasi melontar jumroh dan kembali lagi ke tendanya.
Ia menyebut jarak sejauh itu harus dilakoni jamaah selama empat hari berturut-turut, terutama bagi jemaah yang memilih nafar tsani atau meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah.
"Situasi ini tentu sangat menguras energi dan dapat memicu gangguan kesehatan. Kareba itu Kemenkes telah mengantisipasi segala potensi permasalahan kesehatan yang mungkin timbul di Mina dengan menyiapkan pos kesehatan," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (12/8).
Ia menjelaskan, pos kesehatan (Poskes) Mina telah disiapkan di kawasan Misi Haji Indonesia, tepatnya di Maktab 50. Poskes Mina memiliki kapasitas sebanyak 40 tempat tidur yang diperkuat dengan tenaga kesehatan dari Daker Kesehatan Madinah.
Widyawati menjelaskan, poskes Mina sudah beroperasi sejak 9 Zulhijah (10/8) atau sejak jemaah haji selesai melaksanakan Wukuf di Padang Arafah. Direncanakan akan buka sampai dengan 13 Zulhijah atau 14 Agustus 2019, usai seluruh jemaah haji meninggalkan Mina. Menurut data Siskohatkes, hingga Minggu (11/8) sore WAS, Poskes telah melayani sebanyak 184 pasien.
“Kasus terbanyak kelelahan dan heat stroke. Tapi sebagian besar sudah stabil dan dikembalikan ke kloternya,” ujar salah seorang tenaga medis di Poskes Mina dr. Zainal Abidin.
Di samping Poskes yang semipermanen, Kemenkes juga menyiapkan 10 pos satelit. Masing-masing lima pos di jalur atas dan bawah menuju jamarat. Di setiap pos terdapat 5 orang anggota Tim Gerak Cepat (TGC) dan TPK yang bekerja 24 jam dalam tiga shift. Di beberapa pos juga bersiaga 1 unit ambulans. Indonesia menjadi satu-satunya negara yg diperbolehkan memiliki ‘pos darurat’ dan menempatkan ambulansnya di tiga titik di sepanjang jalur menuju jamarat.
“Di tiap pos ada empat tenaga kesehatan di setiap shift,” ujar Koordinator TGC dr. Erwinsyah.
Selain pos kesehatan, tim Promotif Preventif (TPP) turut menjalankan tugas fungsinya di Mina. Seluruh anggota TPP secara bergiliran berkeliling di wilayah jalur atas jamarat.
Ketika berjumpa dengan rombongan jamaah haji Indonesia, TPP mengingatkan untuk menggunakan alat pelindung diri terutama payung dan sandal. Saat menemui jemaah yang kelelahan, mereka mengajak untuk beristirahat sejenak dan minum oralit.