Selasa 13 Aug 2019 18:29 WIB

Keliling Mina Bersama Motor Astuti

Sepeda motor Astuti berfungsi mengantarkan jamaah haji menuju maktab

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Tiga petugas transportasi Satgas Mina bersiap melayani jamaah haji dengan motor Astuti, Senin (12/8) malam. Motor Astuti (Astrea Tujuh Tiga) dipersiapkan untuk melayani jamaah haji Indonesia ke seluruh Maktab di Mina, khususnya yang tersasar dari rombongan dan lanjut usia.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Tiga petugas transportasi Satgas Mina bersiap melayani jamaah haji dengan motor Astuti, Senin (12/8) malam. Motor Astuti (Astrea Tujuh Tiga) dipersiapkan untuk melayani jamaah haji Indonesia ke seluruh Maktab di Mina, khususnya yang tersasar dari rombongan dan lanjut usia.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Namanya, Astuti. Asal dari Indonesia. Astra yang punya. Ia punya tugas yang luar biasa: melayani jamaah haji berkeliling Mina. Dari satu maktab ke maktab yang lain.

Namun, hanya jamaah haji yang berusia lanjut memerlukan bantuannya, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi laki-laki muda dan punya fisik kuat, Astuti "enggan" memberikan layanan. Hanya satu orang saja.

Baca Juga

Eiiitttt… jangan salah persepsi dulu. Astuti ini tak punya jenis kelamin. Dia adalah bebek.

Kok bebek? Hewan? Bukan. Astuti ini bukan hewan. Ia adalah sepeda motor. Kok namanya Astuti?

“Ya, Astuti itu, singkatan dari 'Astrea Tujuh Tiga,'" kata Muhammad Rofiq Hidayat, staf transportasi Satgas Mina kepada Ihram.co.id, Senin (12/8) malam di atas jembatan arah ke Moaisem, Mina, Arab Saudi.

Astuti ini, kata Rofiq, selalu siap mengantarkan jamaah menuju maktabnya. Ada dua tugas utama Astuti.

Pertama, melayani jamaah yang tersesat atau tersasar dan tidak tahu arah pulang ke maktab. Yang kedua, kata Rofiq, Astuti hanya mau melayani jamaah sepuh yang memerlukan bantuan. “Kalau jumlahnya banyak dan berkelompok, Astuti tidak akan memberikan layanannya,” kata Rofiq sembari tersenyum.

Dia menyebutkan, ada tujuh unit sepeda motor Astuti yang siap melayani jamaah haji. Namun, yang dioperasionalkan hanya tiga unit saja. “Insya Allah, itu sudah cukup. Tapi kalau kurang, kita akan keluarkan empat astuti lainnya,” kata dia.

Dari merasa bersyukur, layanan Astuti pada tahun ini mengalami penurunan. “tahun lalu sangat banyak jamaah kita yang tersasar, tapi tahun ini Alhamdulillah, hanya sebagian saja. Jadi astuti tidak banyak memberkan layanan kepada jamaah,” lanjut Rofiq.

Namun demikian, dalam satu hari, Astuti sanggup melayani mengantar jamaah minimal 8-10 kali per hari. Ia merasa bahagia, karena jamaah haji Indonesia tahun 2019 ini, walau didominasi jamaah haji berusia lanjut, tetapi tidak banyak yang tersasar atau tertinggal dari rombongannya.

Rofiq menjelaskan, Astuti ini sudah ada dan beroperasi untuk melayani jamaah haji sejak tahun 1980-an. Jadi, usianya sudah sangat ‘tua’ namun kondisinya masih bagus. Dan para petugas haji di bagian layanan transportasi sangat bangga dan bahagia bisa memberikan layanan prima kepada jamaah haji bersama Astuti.

Layanan Astuti ini tidak ada di Makkah dan Madinah. Kata Rofiq, Astuti hanya melayani jamaah haji di Mina. Dan hebatnya lagi, Astuti tidak menerima atau menarik imbalan jasa kepada penggunanya.

“Astuti selalu siap melayani jamaah haji dengan layanan plus dan cuma-Cuma alias gratis,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement