Selasa 13 Aug 2019 21:23 WIB

Renungan di Mina

Saat di Mina, merenungi betapa Allah Mahamengendalikan alam semesta

Penampakan jalur lalulintas dan hamparan tenda di Mina dari udara, Senin (12/8).
Foto: Amr Nabil/AP
Penampakan jalur lalulintas dan hamparan tenda di Mina dari udara, Senin (12/8).

IHRAM.CO.ID, Oleh: Imam Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation/Travel Nusantara Amerika Serikat)

Manusia itu ada karena Dia Yang Maha Ada. Keangkuhan manusialah yang akan mengingkari adanya Dia. Kebodohan yang paling nyata adalah kepura-puraan dalam pengingkaran itu. Sebab, sesungguhnya fitrah (nurani) seorang insan tak pernah dan tak akan mampu mengingkari eksistensi-Nya.

Baca Juga

Di saat saya berjalan di pinggiran gunung bebatuan, menuju terowongan Al-Mu’aeshim kemarin siang, dalam guyuran hujan deras dan terpaan angin yang meniup, seolah semua itu menampakkan kebesaran Dia Yang Maha Pengendali alam semesta.

Saya menatap kemegahan gunung bebatuan di sebelah kiri, dan tenda-tenda jamaah di lembah-lembah yang rendah di sebelah kanan, tersiram air yang bagaikan tumpah ruah dari langit, semakin menguatkan keyakinan itu. Betapa Dia Yang Maha Ada itu menggenggam kekerdilan alam semesta dalam jari-jemari kekuasaan-Nya.

Didorong oleh keinginan meraih pahala sunnahnya, “pilihan tercinta”, saya tinggalkan tenda di bawah terik mentari. Kepanasan, kegerahan, keringatan, bahkan mengeluhkan panasnya siang itu.

Tiba-tiba saja semua itu berbalik dalam sekejap. Kini saya berjalan kembali menuju tenda dalam keadaan basah kuyup, merasakan dinginnya terpaan angin di pinggir-pinggir gunung di ujung terowongan itu.

Saya semakin tersadarkan, Dialah yang mengendalikan keadaan. Dialah yang membolak-balik keadaan alam. Dia yang membalik kobaran api menjadi istana sementara bagi hamba-Nya, Ibrahim. Dialah yang membalik ganasnya ombak laut merah menjadi jalan-jalan yang menyenangkan bagi hamba-Nya, Musa.

Saya pun semakin yakin, ragam tantangan, bahkan penderitaan umat yang seolah tak kunjung berakhir itu, pada masa yang ditentukannya akan dibalik menjadi jalan tapak menuju kemenangan dan kejayaannya.

Tengoklah ke atas. Pandang awan-awan di ketinggian sana. Hadirkan dalam hatimu harapan dan optimisme itu. Setebal apapun awan-awan yang engkau lihat, as-syams (mentari) itu tetap pada dirinya.

Terang....dan terus tiada henti memberikan sinar dan kehidupan ke alam sekitarnya.

Mina, 13 Agustus 2019

photo
Imam Shamsi Ali saat berjalan menuju pelemparan Jumrah di hari kedua Mina, Selasa (13/8)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement