IHRAM.CO.ID, MINA – Otoritas haji di Arab Saudi menghadapi tugas berat membersihkan sampah dari 2,5 juta orang saat puncak haji berakhir.
Dilansir di Arabnews, Selasa (13/8) tempat sampah dan jalan-jalan di sekitar situs suci dipenuhi dengan botol plastik kosong dan sampah lainnya selama musim haji.
Pemerintah Saudi meyakini sebagian besar kekacauan disebabkan oleh jamaah haji tidak berdokumen, mereka yang tidak memiliki izin resmi. Mereka yang tinggal dan bekerja di Makkah mengatakan beberapa orang berhasil menyelinap melalui pos pemeriksaan haji yang didirikan pihak berwenang.
Jamaah haji tidak berdokumen biasanya tanpa pemesanan atau tempat menginap kemudian mendirikan kemah di trotoar atau tempat tersembunyi. Namun ada juga dikarenakan padatnya jamaah haji.
Semua situs suci haji terletak dekat satu sama lain dan seluruh area mencakup delapan kilometer persegi, atau sekitar 80 kali lapangan sepak bola. Menjaga kebersihan di antara jutaan penduduk yang berpindah-pindah menjadi prestasi besar.
Arab Saudi menghabiskan lebih dari 2 miliar real Saudi ( 530 juta dolar ) untuk memelihara situs-situs suci Mekah, menjadikannya program pemeliharaan lingkungan terbesar Saudi.
"Kota Makkah tidak besar, tapi pekerjaan yang dilakukan sangat besar," kata Presiden Institut Penelitian Haji dan Umrah, Abdullah Al-Sibai, kepada Arab News.
Mahmoud Al-Saati, manajer umum kebersihan di Kota Suci Makkah, mengatakan ada tiga tahap pembersihan yang dilakukan di tempat-tempat suci. Semua area dibersihkan sebelum kedatangan jamaah, selama haji itu sendiri dan sekali lagi setelah jamaah haji pergi.
“Sebelum jamaah tiba, kami memastikan bahwa semua area sudah dibersihkan sepenuhnya. Selama mereka tinggal, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kebersihan tempat selama enam hari. Begitu mereka pergi, kami melakukan pembersihan akhir dan mengangkut sampah ke luar kota, ”kata Al-Saati kepada Arab News.
Kota Makkah memiliki sekitar 138 gudang dan lebih dari 1.300 kotak kompresor limbah di seluruh situs suci. Selama haji, sampah disimpan di bawah tanah dan di atas tanah. Ini kemudian diangkut 30 kilometer dari kota ke tempat pembuangan sampah pada hari terakhir pelaksanaan haji.
Lautan jamaah haji bergerak usai melempar jumrah di Jamarat, Mina, Ahad (11/8).
Wadah penyimpanan tanah dapat menampung hingga 70 liter kubik limbah dan didistribusikan di antara dapur di tenda Mina, serta jalan dan persimpangan. Al-Saati juga mengatakan inisiatif daur ulang sedang berlangsung.
Ide haji yang lebih hijau mulai sejak 2010 dan bertujuan untuk menciptakan lingkungan bebas sampah dan berkontribusi pada mekanisme limbah bersih.
Tahun ini ada empat wadah berwarna di Kamp Pengawal Nasional. Wadah hitam untuk mengumpulkan sampah organik, hijau untuk kaleng logam, kuning untuk kertas dan kardus, dan biru untuk plastik.
Wadah yang diisi dibuang ke wadah yang lebih besar yang memisahkan, meremas dan memotong limbah. Sampah tersebut kemudian diangkut ke mesin lain untuk limbah untuk didaur ulang.
"Dalam jangka panjang, ini bertujuan untuk berkontribusi dalam menemukan solusi praktis untuk mengelola limbah di situs suci, mengambil manfaat dari limbah dan mendaur ulangnya," kata Al-Saati.