IHRAM.CO.ID, Oleh: Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH -- Kementerian Agama mencatat standar pelayanan minimal jamaah haji di Madinah sudah tercapai. Bahkan, beberapa di antaranya sudah melampaui target.
Menurut Direktur Jenderal Kementerian Agana Nizar Ali, ada tiga pelayanan standar yang diberikan kepada jamaah. Pertama, transportasi pengangkut jamaah dari Makkah ke Madinah. Kemudian, layanan akomodasi mereka di Masinah ditempatkan di hotel-hotel standar bintang.
"Dan, alhamdulillah tahun ini banyak di atas ekspektasi SPM (Standar Pelayanan Minimal) artinya ada yang bintang 4 ada yang bintang 5. Dari aspek jarak akomodasi hotelnya seluruhnya berada di wilayah Makaziyah dan ini tentu memudahkan jamaah untuk mengakses Masjid Nabawi," kata Nizar saat melepas jamaah haji Indonesia ke Madinah di pemondonkan kawasan Mahbas Jin, Makkah, Rabu (21/8).
Lalu yang terakhir adalah layanan di bidang konsumsi selama di Madinah. Di mana, mereka mendapatkan layanan sekitar 8 hari lebih 16 kali makan perhari mereka mendapatkan makan siang dan makan malam. Sehingga, jamaah haji tidak perlu lagi menyiapkan secara mandiri makanan atau konsumsi selama di Madinah.
Sementara, jamaah haji Indonesia yang tergabung dalam kloter gelombang kedua mulai diberangkatkan dari Makkah ke Madinah, Rabu (21/8) pagi.
Di Madinah, jamaah akan melaksanakan shalat arbain atau shalat 40 waktu di Masjid Nabawi.
"Ya, alhamdulillah pada pagi ini jam 7.30 waktu Arab Saudi kita melepas jamaah haji SUB 41 dari Kabupaten Nganjuk ke Madinah. Ini adalah bagian yang pertama menuju Madinah selama 8 hari atau selama 40 waktu shalat berjamaah dan berziarah ke tempat-tempat yang sangat bersejarah, ziarah ke makam Rasulullah tentu idealnya bisa berdoa dan shalat di Raudhah sebagaimana yang diajarkan Rasul," kata Nizar.
Soal kondisi di Masjid Nabawi saat ini, Nizar mengatakan, secara faktual tidak ada masjid yang kosong. Karena, masih ada jamaah haji dari berbagai negara yang juga berkunjung ke Madinah.
"Jamaah tetap ada cuma dari kepadatan sedikit longgar karena mereka ada yang sudah didorong ke negaranya masing-masing. Jadi relatif bisa beribadah di Masjid Nabawi dengan aman dan nyaman," kata Nizar.
Nizar berpesan agar jamaah haji menjaga energinya. Terutama, ketika mereka antre untuk masuk ke Raudhah baik jamaah perempuan maupun laki-laki.
"Mereka kan harus berdiri untuk ini tidak mungkin duduk. Jadi butuh berdiri agak lama sehingga butuh fisik yang baik. Sehingga tentu ini kami harapkan jamaah cari momen yang tepat sehingga bisa masuk ke situ dengan aman," kata Nizar.
Selain itu, Nizar mengatakan, waktu yang dipadati jamaah di Raudhah terutama ketika usai habis shalat wajib. Namun, ada waktu yang lebih lengang di tengah malam.
Hanya saja, jamaah harus kuat menunggu agar bisa berada di dekat Raudhah. Karena, pastinya juga banyan jamaah yang ingin ke sana.