Selasa 10 Sep 2019 22:21 WIB

Puskeshaji Layani 471.946 Kunjungan Jamaah Haji

Di Madinah, jamaah yang dirawat di Tanah Suci sebanyak 127 orang.

Rep: Ali Yusuf/Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan analis tentang kematian jamaah haji yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2018. Analisis ini dilakukan sebagai evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini dan untuk perbaikan tahun depan.
Foto: dok. Puskes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan analis tentang kematian jamaah haji yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2018. Analisis ini dilakukan sebagai evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini dan untuk perbaikan tahun depan.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) telah melakukan analisis data pelayanan kesehatan jamaah haji berdasarkan data Siskohatkes (Kemenkes). Sampai dengan hari ke-66 Puskeshaji telah memberikan pengobatan kepada 471.946 kunjungan jamaah haji yang dilayani oleh dokter di kelompok terbang (kloter).

Aggota Tim analisis data Pusat Kesehatan Haji Innes Erica mengatakan, analisis data ini perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan haji ini tidak hanya dilihat dari jumlah jamaah haji yang wafat. Akan tetapi, seberapa banyak jamaah haji yang berhasil Puskeshaji berikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatan.

Analisis data pelayanan kesehatan ini, kata Innes, dilakukan sebagai bagian dari evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji. Nantinya, hasil analisis ini akan digunakan Puskeshaji untuk memperbaiki penyelenggaraan kesehatan haji tahun depan. 

Dari jumlah 471.946 kunjungan ini, lanjutnya, menunjukan bahwa setiap jamaah di kloter telah melakukan kunjungan atau diberikan pengobatan oleh dokter kloter sebanyak dua sampai tiga kali, pada saat mereka melakukan perjalanan ibadah haji.

“Sampai hari ke-66 (9/9), tim kesehatan haji di kloter telah melakukan rujukan jamaah haji yang membutuhkan penanganan khusus terhadap 3.444 jamaah,” katanya.

Innes menuturkan data 471.946 kunjungan jamaah haji sakit dan 3.444 jamaah yang dirujuk oleh dokter itu diperoleh dari sistem android yang terhubung langsung dengan siskohatkes Kemenkes di Jakarta. Setiap hari dokter kloter harus melaporkan pelayanan kesehatan di kloter.

“Untuk mendapatkan data tersebut kami sediakan aplikasi android sebagai sistem pelaporan kesehatan di setiap kloter,” katanya.

Innes mengatakan, sebagai upaya pembinaan dan perlindungan kesehatan kepada jamaah haji, dokter kloter bekerjasama dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan melalui Tim Promotif Preventif (TPP).  Puskeshaji melalui TPP dan dokter kloter telah memberikan penyuluhan sebanyak 1.538 kali di seluruh kloter.

“Hal ini menandakan bahwa setiap kloter telah mendapatkan penyuluhan kesehatan setidaknya 2-3 kali selama musim haji,” katanya.

Masih Dirawat

Di Madinah, jamaah yang dirawat di Tanah Suci sebanyak 127 orang. Mereka di rawat di Klinik kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah dan Rumah sakit Arab Saudi.

Di KKHI Madinah, jamaah yang dirawat sebanyak 27 orang. Di RSAS Makkah 43 orang, RSAS Madinah sebanyak 52 jamaah, dan RSAS Jeddah sebanyak 5 jamaah.

Adapun jamaah haji yang wafat di Tanah Suci, berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, hingga Selasa (10/9) pukul 16.00 waktu Arab Saudi berjumlah 440 orang. Perinciannya sebagai berikut, yang wafat di Madinah sebanyak 48 orang, di Jeddah 9 orang, dan di Makkah sebanyak 321.

Kemudian yang wafat di Arafah berjumlah 8 jamaah, di Muzdalifah 1 orang, dan di Mina sebanyak 26 jamaah. Sedangkan jamaah haji khusus yang wafat sebanyak 27 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement