IHRAM.CO.ID,BANDUNG--Dua petugas kesehatan (satu dokter dan perawat) asal Bandung, Jawa Barat mendapat tiket khusus menjadi petugas kesehatan haji tanpa perlu tes. Tiket khusus diterima mereka karena berhasil menyampaikan ulang materi seminar yang disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka.
Petugas kesehatan yang menerima tiket khusus pertama adalah Sherly Permata sebagai dokter di Puskesmas Pataruman, Bandung Barat, Jawa Barat. Sherly menyampaikan empat hal mendasar yang dikerjakan oleh Pusat Kesehatan Haji dalam menyelenggarakan kesehatan ibadah haji.
Empat hal tersebut di antaranya pertama Pusat Kesehatan Haji menyiapkan jamaah yang Istithaah, kedua Pusat Kesehatan Haji menyiapkan petugas kesehatan yang Syar'i. Ketiga Pusat Kesehatan Haji menyiapkan fasilitas sarana kesehatan haji dan keempaat menyiapkan strategi penyelenggaraan ibadah haji.
Sementara petugas kesehatan yang kedua adalah Ogi Rianto sebagai perawat di RS Al Islam Bandung. Ogi mendapat tiket khusus kerena mampu menjelaskan kembali tentang teori Eka Jusup Singka tentang pengendalian faktor resiko kesehatan haji.
Teori ini ialah menjelaskan tentang pengendalian internal dan ekstenal dengan pendekatan pelayanan yang dibutuhkan (promotif atau kuratif).
Secara umum, Kapuskes Haji Eka Jusup Singka menyarankan, kepada petugas kesehatan terutama yang mendapat tiket khusus untuk menyiapkan mental dan niat yang tulus, ketika menjadi petugas kesehatan haji.
Salah satunya segera meminta izin kepada keluarga dan pimpinan masing-masing. Bahwa tahun 2020 Sherly dan Ogi dipastikan akan menjadi petugas kesehatan haji.
"Kalian harus meminta izin kepada pimpinan. Karena mereka pimpinan kalian yang harus dihormati. Insya Allah mereka akan memberikan izin," kata Eka saat sesi tanya jawab dalam seminarilmiah tentang "Peran Petugas Kesehatan Haji Dalam Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental Jamaah Haji" di Gedung Teater Fakultas Kedokteran Universtias Padjajaran Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/9).
Eka memastikan tidak mudah menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan atau Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Karena selain niat yang lurus, para petugas kesehatan juga harus melewati proses penyaringan ketat terkait bidang kompetensinya masing-masing.
"Pada rekrutmen petugas kesehatan haji tahun 2019 dar 11.800 pendaftar hanya 1.800 yang diterima. 300 petugas non kloter dan 1.500 petugas kloter," katanya.
Eka memastikan dalam proses perekrutan calon petugas kesehatan, Kemenkes tidak menerima uang sogokan. Untuk itu ia mengingat calon petugas kesehatan haji jangan sekali-kali menyuapa panitia rekrutmen petugas kesehatan haji untuk diloloskan.
"Karena sejak dari dulu kita tidak pernah melakukan hal itu," katanya.