IHRAM.CO.ID, SOLO - Tabungan haji menjadi salah satu produk yang paling diminati nasabah Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) di Kota Solo. Per September 2019 jumlah number of account (NoA) Tabungan Mambrur di Area Solo mencapai hampir 50 ribu rekening.
Area Manager Solo Mandiri Syariah, Zulfikar, mengatakan, dari dulu sampai sekarang Bank Syariah Mandiri identik dengan berangkat haji. "Ini menjadi fokus kami untuk menggarap potensi bisnis dengan ekosistem layanan haji dan umrah. Tidak hanya menggarap dari sisi calon jamaahnya tetapi juga dari sisi biro travelnya," ucap Zulfikar kepada wartawan di Solo, Senin (30/9) malam.
Untuk mendukung perkembangan produk layanan haji, Bank Syariah Mandiri Area Solo memberikan kemudahan berhaji dan umroh melalui melalui program pembiayaan umroh dan program Ayo Berhaji Aman dan Terencana (Abatana).
Program Abatana bertujuan membantu mendisiplinkan calon jamaah haji dan umroh dengan cara auto debet (standing instruction) dana dari rekening regular ke rekening Mabrur dengan nominal dan jangka waktu sesuai dengan keinginan nasabah.
"Program pembiayaan umroh ini memungkinkan nasabah bisa berangkat umrah hanya dengan memiliki dana senilai 20 persen dari total biaya yang dibutuhkan," ungkapnya.
Zukfikar menambahkan, Mandiri Syariah memberikan layanan haji terintegrasi mulai dari pembukaan rekening mabrur secara daring, layanan penukaran mata uang Saudi Arabian Riyal (SAR), debit Mandiri Syariah Visa, dan lainnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Mandiri Syariah Ahmad Reza menyatakan, manajemen Mandiri Syariah fokus pada segmen ritel. Pembiayaan Segmen ritel tumbuh 14,59 persen (year on year). Porsi segmen ritel saat ini mencapai 59,76 persen dari portofolio pembiayaan atau Rp 43,15 triliun dari total Rp 72,20 triliun untuk posisi per Agustus 2019.
Per akhir Agustus 2019, aset Mandiri Syariah menembus angka Rp 101 triliun. "Angka ini merupakan pencapaian tertinggi bank syariah di Indonesia. Pencapaian aset didorong, salah satunya oleh pertumbuhan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya tabungan yang bisa secara konsisten tumbuh sebesar 13,25 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 37,01 triliun," jelas Ahmad Reza.