IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Indeks pelayanan katering jamaah haji 2019 di Bandara, Makkah, dan Madinah, naik 0,81 poin dari 2018 lalu sehingga menjadi 87,72 pada tahun ini. Hanya ada satu komponen dari layanan katering yang nilai indeksnya di bawah 85,00, yaitu kesesuaian cita rasa makanan dan minuman Indonesia dengan raihan indeks 84,53.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menjelaskan komponen nilai pelayanan tertinggi adalah kecukupan porsi makanan dan minuman yang diterima, dengan indeks 90,51.
Keteraturan dan ketepatan waktu pengiriman makanan dan minuman juga tinggi, yakni 89,36 pada keteraturan dan 88,99 pada ketepatan. Bila di atas 85,00, maka memenuhi kriteria sangat memuaskan.
"Jika dibandingkan 2018, kenaikan yang paling tinggi ini ada di komponen variasi menu makanan yang diberikan, naiknya 3,55, sekarang menjadi 85,16," ujar dia saat merilis indeks kepuasan jamaah haji Indonesia tahun 1440 hijriah/2019 di kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta, Kamis (17/10).
Selain Madinah, Makkah dan Bandara, survei kepuasaan jamaah haji Indonesia terhadap pelayanan katering juga dilakukan di lokasi Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Penilaian ini dipisahkan karena pelayanan di sana tidak dapat sepenuhnya ditangani oleh pemerintah Indonesia.
Indeks pelayanan katering di Armuzna pada 2019 sebesar 84,48. Kalau dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan sebesar 0,10 poin. Adapun komponen pelayanan katering yang mendapat kenaikan tertinggi adalah variasi menu, yakni naik sebesar 1,45 poin.
Disusul kemudian ketersediaan tambahan menu makanan dan minuman sebesar 1,40 poin. Kenaikan tertinggi ketiga, adalah komponen penampilan dan kerapian pakaian petugas dengan 1,35 poin.
"Pada 2019 ini, hanya ada tiga komponen pelayanan yang di bawah 85,00. Pertama kebersihan makanan, minuman dan peralatan makan dengan 83,75. Kedua, variasi menu makanan yang diberikan indeksnya 76,71, dan ketiga, kesesuaian cita rasa makanan dan minuman Indonesia dengan indeks 73,91," paparnya.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan, sebetulnya persoalan dalam pelayanan katering kepada para jamaah haji Indonesia di Tanah Suci, bukan pada penyajian menu, melainkan pengirimannya.
"Jadi bukan karena dapurnya, melainkan masalahnya (pada saat) distribusi ke hotel-hotel,” kata dia.
Menag menjelaskan, terdapat 173 hotel yang disewa untuk jamaah haji Indonesia. Ada 3,5 juta pendatang selain penduduk Makkah, itu datang ke wilayah yang tidak terlalu luas, di jalan raya itu padat luar biasa.
“Jadi kita masih memikirkan, apakah mungkin kita perlu pakai makanan kaleng seperti tentara, tapi masalahnya saat sampai di hotel itu sudah tidak hangat lagi," paparnya.