Senin 02 Dec 2019 22:30 WIB

Puslitbang Kemenkes Miliki Model Layanan Kesehatan Umrah

Model layanan kesehatan umrah ini merupakan hasil penelitian selama dua tahun.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Jamaah umrah
Foto: AP
Jamaah umrah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pustlibang Humaniora dan Manajemen Kesehatan Kementerian Kesehatan menemukan model pelayanan kesehatan umrah yang ideal. Model pelayanan kesehatan umrah ini ditemukan berdasarkan hasil penelitian selam dua tahun.

"Dari hasil penelitian kami selama dua tahun, ditemukanlah model pelayanan kesehatan umrah," kata Ketua Tim Peneliti Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan (Kemenkes) Rustika saat menyampaikan hasil penelitiannya kepada Republika, Senin (2/12).

Rustika mengatakan, dengan adanya model pelayanan kesehatan umrah, para jamaah umrah dapat mengelola kesehatannya dengan baik. Sekaligus, dengan model ini jamaah dapat mandiri dalam menunaikan ibadah dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan syariat Islam.

"Untuk itu model pelayanan kesehatan umrah ini perlu dijalankan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan  penyelenggaraan ibadah umrah," ujarnya.

Rustika menjelaskan, model pelayanan kesehatan hasil penelitiannya itu adalah di mana jamaah umrah sebelum berangkat ibadah umrah, terlebih dahulu harus melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan calon jamaah umrah. Skrining itu terdiri dari pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan dan perlindungan kesehatan jamaah umrah.

"Model tersebut mengatur kesehatan jamaah umrah secara sistematik sejak dan sebelum keberangkatan hingga kembali ke Tanah Air," katanya.

Rustika menyampaikan bagaimana alur model pelayanan kesehatan umrah hasil penelitiannya. Pertama calon jamaah umrah yang akan mendaftar umrah di PPIU maka perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Setelah jamaah dilakukan pemeriksaan kesehatan di FKTP dan hasilnya bagus maka boleh mendaftar umrah di PPIU.

Tahap kedua jamaah yang telah mendaftar umrah di PPIU kembali melakukan pemeriksaan kesehatannya di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yaitu di RSUD yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan setempat.

"Pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon jamaah umrah yang akan berangkat ke Arab Saudi," katanya.

Tahap ketiga RSUD akan mencatat rekam medis jamaah di dalam Buku Kesehatan Jamaah Umrah (BKJU) yang diterbitkan FKRTL tersebut dan sebagai dasar bahwa jamaah umrah akan dilakukan pembinaan apabila dalam kondisi sehat atau diperoleh faktor risiko dalam kesehatannya.

Rustika mengatakan, Pustlibang Humaniora dan Manejemen Kesehatan, dalam penemuan penelitiannya "Model Pelayanan Kesehatan Umrah" menggunakan pisau analisis The 6th Building Blocks in Health System (WHO, 2010).

Menurutnya, sistem ini dikembangkan oleh WHO yang kemudian dihubungkan dengan dimensi pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang membangun model pelayanan kesehatan umrah. 

The 6th Building Blocks in Health System disusun berdasarkan kerangka kerja WHO yang menggambarkan sistem kesehatan dalam enam komponen inti atau "building block"  terdiri dari:  service delivery, health workface, health information systems,  access to essensial medicines, financing, dan leadership/governance.

"Enam komponen ini dapat berkontribusi terhadap penguatan sistem kesehatan melalui model pelayanan kesehatan umrah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement