IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- CEO Female Daily Network Hanifa Ambadar mengatakan sejak forum online dibuat 11 tahun lalu, pengguna kosmetik tidak terlalu peduli dengan kosmetik halal. "Dua tahun belakangan, kami melakukan survey, mengejutkan. Poin halal berada di posisi kedua paling penting setelah bahan yamg terkandung dalam satu produk kosmetik," jelas dia dalam konferensi Jakarta Halal Thing 2019, Sabtu (7/12).
Percakapan mengenai masalah kehalalan produk semakin banyak dan sering. Padahal sebelumnya mereka hanya membahas mengenai kualitas produk saja.
Apalagi saat ini banyak kosmetik lokal yang berkualitas dan berlabel halal. Ini lebih menarik pengguna kosmetik. Karena produsen lebih mudah dalam mempromosikan produk melalui media sosial.
Selain itu, pengguna juga lebih mudah dalam berkonsultasi. Pengguna juga bisa berkunjung ke pabrik pembuatan kosmetik kapan saja.
Kepala Subbidang Pengawasan Lembaga Pemeriksa Halal dan Auditor Halal Bidang Pengawasan Jaminan Produk Halal Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Lady Yulia mengatakan kini produk dan jasa yang terkait dengan olahan dan turunan dari produk hewan wajib mendapatlan sertifikasi halal, termasuk kosmetik.
"Bahan-bahan kosmetik sangat rawan terkontaminasi dengan bahan non halal. Apalagi kosmetik bersentuhan langsung dengan kulit," jelas dia.
Penting bagi pengguna untuk memperhatikan sumber bahan kosmetik agar menjadi halal. Beberapa bahan dasar kosmetik yang perlu diperhatikan antara lain bahan keratin yang berasal dari rambut, gelatin dan gliserin yang sering digunakan untuk membuat lipstik, pelembab dan lain-lain. Kolagen yang berasal dari tulang, tendon dan kulit hewan untuk elastisitas kulit.