IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel izinkan warganya melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Kini masyarakat Israel boleh berkunjung ke negara tetangga tersebut baik untuk urusan bisnis maupun haji.
Izin tersebut dikeluarkan Menteri Dalam Negeri dengan bukti penandatanganan surat perintah. Meski demikian, agar aturan tersebut bisa dilaksanakan, Saudi diminta mempermudah pembatasan masuk ke wilayah mereka.
Menteri Dalam Negeri Aryah Deri menyebut izin bagi warga Israel berkunjung ke Arab Saudi didapat bila mereka mendapat undangan dari badan resmi dan telah mengurus dokumen yang diperlukan untuk memasuki negara tersebut.
Dilansir di Times of Israel, Senin (27/1), peraturan baru ini berarti menjadi angin segar bagi warga Muslim Israel. Mereka kini boleh melakukan perjalanan ke Makkah dan Madinah untuk ibadah haji dan umrah. Selama ini, mereka yang ingin berhaji menggunakan surat sementara Yordania.
Pengumuman dihapusnya pelarangan ini dilakukan pemerintah pada Ahad (26/1). Masyarakat Israel dalam pernyataan kementerian disebut dapat melakukan perjalanan ke Arab Saudi selama sembilan hari. Namun, kemudian seorang pejabat mengklarifikasi izin yang diberikan nantinya berlaku selama 90 hari.
Hingga saat ini, Israel memiliki aturan melarang warganya melakukan perjalanan ke negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi tanpa izin tegas dari menteri dalam negeri. Karena aturan ini, para pengusaha Israel sering melakukan kunjungan dengan cara diam-diam.
Namun tidak jelas apakah aturan baru itu akan memungkinkan orang Israel mengunjungi Arab Saudi. Riyadh sendiri masih melarang warga Israel untuk memasuki Arab Saudi dan hingga kini belum ada pengumuman yang mengurangi pembatasan tersebut.
Operasi Clandestin (kegiatan militer rahasia) telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir antara Yerusalem dan Riyadh. Fokus utama mereka adalah masalah keamanan, terutama karena permusuhan timbal balik yang dialami dengan Iran.
Pada Juli tahun lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjamu seorang warga Arab Saudi, blogger Mohammed Saud di kantornya di Yerusalem. Sehari setelahnya lelaki itu diserang oleh warga Palestina yang marah dengan pandangannya yang pro-Israel.
Saud, yang dikenal sebagai pendukung keras perdana menteri, diundang ke Israel oleh Kementerian Luar Negeri sebagai bagian dari delegasi blogger dan jurnalis dari berbagai negara Arab.