Senin 27 Jan 2020 17:16 WIB

Asosiasi Ingatkan Masyarakat Jeli Pilih Travel Haji-Umrah

Travel haji dan umrah harus mempunyai perizinan yang jelas.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ani Nursalikah
Asosiasi Ingatkan Masyarakat Jeli Pilih Travel Haji-Umrah. Ketua Dewan Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum SATHU) Fuad Hasan Masyhur usai menemui Wakil Presiden Maruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (27/1).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Asosiasi Ingatkan Masyarakat Jeli Pilih Travel Haji-Umrah. Ketua Dewan Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum SATHU) Fuad Hasan Masyhur usai menemui Wakil Presiden Maruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (27/1).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Sathu) Fuad Hasan Masyhur mengingatkan masyarakat jeli memilih penyelenggara travel ibadah umrah. Fuad mengatakan demikian, agar masyarakat tidak tertipu travel yang bermasalah.

"Jadi masyarakat harus benar-benar selektif ketika memilih penyelenggara," ujar Fuad usai menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (27/1).

Baca Juga

Fuad mengatakan, kejelian itu diantaranya dengan memeriksa apakah travel mempunyai perizinan yang jelas. Selain itu, masyarakat jangan mudah tergiur dengan keuntungan yang tidak masuk akal.

"Jangan berspekulasi karena mereka sudah mengumpulkan duit dengan susah payah. Jadi masyarakat benar-benar selektif ketika memilih penyelenggara. Saya juga minta kepada penyelenggara untuk bertanggung jawab," ujarnya.

Dalam kesempatan itu juga, Forum Sathu baru saja melaporkan rencana gerakan 'Save Their Umrah' atau gerakan memberangkatkan jamaah korban penipuan First Travel untuk ibadah umrah kepada Wapres.

Fuad mengatakan mengatakan target gerakan ini adalah memberangkatkan 1.000 jamaah haji pada tahun ini. Menurutnya, pemberangkatan pertama umrah korban First Travel ini sudah dilakukan pada 1 Januari lalu. Pemberangkatan kedua akan dilakukan pada 30 Januari mendatang.

"Jadi untuk saat ini kami menyiapkan sekitar 1.000 (jamaah). Tapi sampai sekarang kami masih menanti. Ini adalah pemberangkatan kedua pada nanti 30 (Januari)," ujar Fuad.

Fuad mengatakan, ada kriteria jamaah korban First Travel yang bisa mengikuti gerakan pemberangkatan umrah tersebut. Pertama, jamaah yang memiliki tingkat ekonomi yang sulit. Kedua, jamaah minimal berusia 65 tahun pada 2015.

Fuad menyadari keterbatasan gerakan sosial Save Their Umrah ini karena keterbatasan jumlah kuota pemberangkatan. Fuad yang juga Direktur Utama Maktour mengatakan hal tersebut karena Forum Sathu memiliki keterbatasan memberangkatkan seluruh korban penipuan First Travel.

"Kami minta pengertian dari masyarakat tidak mungkin 63 ribu atau 67 ribu kami bisa memberangkatkan, karena ini adalah dana dari kami sebagai inisiator kami bertujuh ini," ujarnya.

Gerakan 'Save Their Umrah' diinisiasi oleh Fuad Hasan Masyhur (Dewan Pembina Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) sebagai ketua pembina, Baluki Ahmad (Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji) sebagai anggota pembina, Magnatis Chaidir (Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In-bound Indonesia) sebagai anggota pembina, serta Asrul Aziz Taba (Ketua Umum Kesatuan Travel Haji Umrah Indonesia) sebagai anggota dewan pembina.

Sedangkan pengurus 'Save Their Umrah' diketuai Ali M Amin (wakil ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji), Muharom Ahmad (sekjen Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji) sebagai sekretaris, dan Artha Hanif (ketua harian Permusyawaratan Antartravel Umrah dan Haji Indonesia) sebagai bendahara.

Fuad juga mengatakan, gerakan Save Their Umrah terbatas untuk korban First Travel. Gerakan ini belum menyentuh korban penipuan travel penyelenggara lainnya, seperti Abu Tours. Ia melanjutkan, korban First Travel yang dilayani juga saat ini terbatas untuk korban di Jabodetabek.

"Khusus yang sudah punya ketetapan hukum, yaitu First Travel. Karena sudah ada keputusan hukum. Jadi kami membantu korban. Khusus sementara baru Jabodetabek, jadi masyarakat jangan salah persepsi. Kami punya keterbatasan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement