IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, menyampaikan calon jamaah haji (calhaj) lanjut usia (lansia) sudah seharusnya menjadi prioritas untuk segera diberangkatkan ke tanah suci. Tapi petugas yang mengawal, tenaga medis dan infrastruktur pendukungnya harus benar-benar dipersiapkan untuk calhaj lansia.
Mustolih mengatakan, sudah menjadi komitmen Kementerian Agama (Kemenag) untuk memprioritaskan calhaj lansia. Semakin cepat dan semakin besar jumlah mereka yang berangkat ke tanah suci maka akan lebih baik.
Namun begitu, dia mengakui, tidak mudah mengawal jamaah haji lansia khususnya manakala memasuki tahapan-tahapan krusial penyelenggaraan seperti di wilayah Armuzna, sebab dari kekuatan fisik mereka sudah tidak prima lagi.
“Padahal hampir semua prosesi ibadah haji membutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima," kata Mustolih kepada Republika.co.id, Selasa (29/1).
Menurutnya, kondisi calhaj lansia, akan banyak ditentukan jumlah petugas yang mengawal mereka. Selain itu alat-alat penunjang seperti kursi roda juga akan sangat membantu mereka.
Di samping itu yang tidak kalah penting adalah bantuan dari segi medis bagi calhaj lansia. Sebab calhaj lansia rentan sekali terkena sakit terlebih bagi mereka yang belum pernah ke Arab Saudi yang cuacanya kadang-kadang ekstrem.
Oleh sebab itu rasio petugas yang mendampingi mereka juga harus diperhatikan, demikian pula dengan tenaga medis dan infrastruktur pendukungnya. "Pemetaan potensi sakit yang muncul juga mesti sudah didata sejak berada di tanah air, sehingga bila terjadi apa-apa bisa cepat diantisipasi," ujarnya.
Sebelumnya, Kemenag menyampaikan jumlah calhaj lansia yang berusia 75 tahun ke atas ada sekitar 55.335 orang. Sebanyak satu persen calhaj lansia akan diberangkatkan tahun ini.
Calhaj lansia berusia 95 tahun ke atas yang masa tunggunya masih tiga tahun akan diberangkatkan semua. Kemudian diikuti dengan calhaj lansia berusia 85 tahun ke atas dan 75 tahun ke atas.