Jumat 31 Jan 2020 11:54 WIB

Naja Cabang Banjarnegara Berangkatkan 44 Jamaah Umrah

Dalam rombongan kali ini ada jamaah termuda berusia kurang dari 10 tahun.

Jamaah cilik Naja Travel Cabang Banjarnegara, Nabil  Al-Fayed.
Foto: Dok Naja Travel
Jamaah cilik Naja Travel Cabang Banjarnegara, Nabil Al-Fayed.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Naja  Tavel Cabang Kabupaten  Banjarnegara , Jawa Tengah, untuk kali kedua kembali memberangkatan  umrah jamaah binaan Siti Musyarofah Ngisom. Ia merupakan  da’iyah  yang sangat dikenal di wilayah Provisi Jawa Tengah.  Kali ini Naja  Banjarnegara berangkat dengan jamaah sebanyak 44  jamaah.   Mereka berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Mereka berangkat Ahad (26/1), dan kembali ke Jakarta, 3 Februari 2020.

Rombongan jamaah umrah kali ini dipimpin oleh Nafis Attailah,  pengasuh Pondok   Pesantren  Miftahus Sholikhin, Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah. “Umrah kali ini selama 10 hari,” kata Direktur Naja Travel, Ustaz Muhammad Asrori melalui rilis yang diterima ihram.co.id.

Ia menyebutkan, dalam rombongan  umrah kali ini  ada jamaah terkecil. Namanya  Nabil Al-Fayed. “Usianya belum  genap 10 tahun,” tuturnya.

Nabil mengaku sangat yakin untuk melakukan umrah. Saat ditanya alasannya melakukan umrah, ia menjawab, “Untuk ibadah. Sekaligus berdoa agar menjadi presiden yang memakmurkan Bangsa Indonesia.”

Komisaris Utama PT Namirah Angkasa Jayatama (Naja Travel), Dr Brilantono M Soenarwo  berpesan kepada para jamaah, “Jadikan umrah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian  bukan sebatas di atas konsep.  Para Ibu dan  Bapak  itu tamu Allah, dan sudah dipilih Allah SWT  untuk di jamu oleh Allah dan Rasulullah SAW.  Dan selama menjalankan rangkaian ibadah di sana harus sungguh sungguh, penuh ikhlas dan sabar,  sehingga para Bapak dan Ibu  kembali dengan predikat mabrur.” 

Ia menambahkan, “Harapan kami,  para jamaah  bisa kembali dengan predikat mabrur,  mabruk,  maghfur, sehat wal afiyah, kembali kumpul bersama keluarga. Dan sepulang umrah nanti , para Bapak dan Ibu mampu bekerja, berkarya dengan lebih baik, bertambah Iman, Islam dan serta bertambah Ihsan. Dengan umrah yang mabrur, saya yakin kehidupan Bapak-bapak dan Ibu-ibu  akan jauh lebih baik." 

photo
Rombongan jamaah umrah Naja Travel Cabang Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dokter spesialis orthopedi yang  juga menerbitkan  Alquran spektakuler, Oase Alquran mengemukakan,  umrah merupakan refleksi agar kita memiliki etos kerja yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari hari.  “Thawaf merupakan pembelajaran penting bagaimana kita bisa lebih bertambah rasa keimanan, dan keimanan itu hanya kepada Allah, Sang Pemilik Ka'bah,” tuturnya.

Ia menjelaskan,   di sana terdapat Multazam yg menggambarkan sebuah pintu. Dikatakan,  Multazam merupakan maqam mustajabah. 

“Ada juga  Hajar Aswad, sebagai isyarat ketulusan untuk  senantiasa taat kepada Allah  SWT,” tuturnya.

Setelah selesai umrah,  kemudian jamaah melakukan sa'i. “Ibadah sa'i ini menjadi cermin bahwa kesungguhan kita akan dibayar oleh Allah  SWT. Dibayar tunai oleh Allah SWT  dengan bayaran yg berlimpah seperti melimpahnya air zam zam yg tak pernah kering walau jutaan manusia minum setiap harinya,” paparnya. 

Dr Tony, panggilan akrabnya menjelaskan, umrah merupakan  safari suci.  Umrah adalah perjalanan ibadah yang hasilnya  akan langsung terlihat sepulang mereka dari umrah. Pola pikir dan mental akan langsung terlihat positif menghadapi hidup lebih baik. 

“Sungguh,  ini adalah karunia Allah yang luar biasa. Ini tidak bisa dinilai dengan apa pun,” kata  penulis buku best seller,   Allah  Sang Tabib. 

“Bayangkan, ketika kita shalat menghadap kiblat, dengan membayangkan Ka’bah yang tak nampak di mata yang nun jauh di sana. Tiba tiba, Ka'bah ada di hadapan kita mata kita. Siapapun hatinya akan bergetar, bisa melihat, menyentuh dan merasakan suasana ruhani yang begitu nyata,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement