IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Naja Tavel Cabang Kabupaten Banjarnegara , Jawa Tengah, untuk kali kedua kembali memberangkatan umrah jamaah binaan Siti Musyarofah Ngisom. Ia merupakan da’iyah yang sangat dikenal di wilayah Provisi Jawa Tengah. Kali ini Naja Banjarnegara berangkat dengan jamaah sebanyak 44 jamaah. Mereka berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Mereka berangkat Ahad (26/1), dan kembali ke Jakarta, 3 Februari 2020.
Rombongan jamaah umrah kali ini dipimpin oleh Nafis Attailah, pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sholikhin, Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah. “Umrah kali ini selama 10 hari,” kata Direktur Naja Travel, Ustaz Muhammad Asrori melalui rilis yang diterima ihram.co.id.
Ia menyebutkan, dalam rombongan umrah kali ini ada jamaah terkecil. Namanya Nabil Al-Fayed. “Usianya belum genap 10 tahun,” tuturnya.
Nabil mengaku sangat yakin untuk melakukan umrah. Saat ditanya alasannya melakukan umrah, ia menjawab, “Untuk ibadah. Sekaligus berdoa agar menjadi presiden yang memakmurkan Bangsa Indonesia.”
Komisaris Utama PT Namirah Angkasa Jayatama (Naja Travel), Dr Brilantono M Soenarwo berpesan kepada para jamaah, “Jadikan umrah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian bukan sebatas di atas konsep. Para Ibu dan Bapak itu tamu Allah, dan sudah dipilih Allah SWT untuk di jamu oleh Allah dan Rasulullah SAW. Dan selama menjalankan rangkaian ibadah di sana harus sungguh sungguh, penuh ikhlas dan sabar, sehingga para Bapak dan Ibu kembali dengan predikat mabrur.”
Ia menambahkan, “Harapan kami, para jamaah bisa kembali dengan predikat mabrur, mabruk, maghfur, sehat wal afiyah, kembali kumpul bersama keluarga. Dan sepulang umrah nanti , para Bapak dan Ibu mampu bekerja, berkarya dengan lebih baik, bertambah Iman, Islam dan serta bertambah Ihsan. Dengan umrah yang mabrur, saya yakin kehidupan Bapak-bapak dan Ibu-ibu akan jauh lebih baik."
Rombongan jamaah umrah Naja Travel Cabang Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dokter spesialis orthopedi yang juga menerbitkan Alquran spektakuler, Oase Alquran mengemukakan, umrah merupakan refleksi agar kita memiliki etos kerja yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari hari. “Thawaf merupakan pembelajaran penting bagaimana kita bisa lebih bertambah rasa keimanan, dan keimanan itu hanya kepada Allah, Sang Pemilik Ka'bah,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di sana terdapat Multazam yg menggambarkan sebuah pintu. Dikatakan, Multazam merupakan maqam mustajabah.
“Ada juga Hajar Aswad, sebagai isyarat ketulusan untuk senantiasa taat kepada Allah SWT,” tuturnya.
Setelah selesai umrah, kemudian jamaah melakukan sa'i. “Ibadah sa'i ini menjadi cermin bahwa kesungguhan kita akan dibayar oleh Allah SWT. Dibayar tunai oleh Allah SWT dengan bayaran yg berlimpah seperti melimpahnya air zam zam yg tak pernah kering walau jutaan manusia minum setiap harinya,” paparnya.
Dr Tony, panggilan akrabnya menjelaskan, umrah merupakan safari suci. Umrah adalah perjalanan ibadah yang hasilnya akan langsung terlihat sepulang mereka dari umrah. Pola pikir dan mental akan langsung terlihat positif menghadapi hidup lebih baik.
“Sungguh, ini adalah karunia Allah yang luar biasa. Ini tidak bisa dinilai dengan apa pun,” kata penulis buku best seller, Allah Sang Tabib.
“Bayangkan, ketika kita shalat menghadap kiblat, dengan membayangkan Ka’bah yang tak nampak di mata yang nun jauh di sana. Tiba tiba, Ka'bah ada di hadapan kita mata kita. Siapapun hatinya akan bergetar, bisa melihat, menyentuh dan merasakan suasana ruhani yang begitu nyata,” ujarnya.