IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) berencana menambah layanan fast track atau jalur cepat untuk calon jamaah haji Indonesia. Sebelumnya fasilitas jalur cepat hanya ada di Bandara Soekarno-Hatta, di musim haji tahun ini Bandara Juanda di Surabaya akan mempunyai fasilitas jalur cepat.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyampaikan, Kemenag sedang berupaya agar layanan jalur cepat tidak hanya dapat dinikmati calon jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci dari Bandara Soekarno-Hatta saja. Sekarang Kemenag sedang berupaya agar Bandara Juanda juga memiliki fasilitas jalur cepat.
"Jalur cepat yang lalu hanya dinikmati oleh jamaah dari DKI Jakarta, Lampung dan Banten, sekarang kita minta di Bandara Juanda juga ada jalur cepat sehingga jamaah haji Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) juga bisa menikmati fasilitas jalur cepat," kata Fachrul saat diwawancara Republika belum lama ini.
Ia menyampaikan, dalam layanan jalur cepat pemeriksaan paspor, rekaman biometrik dan sidik jari dilakukan di bandara dengan waktu yang lebih cepat. Sehingga ketika jamaah haji tiba di Jeddah atau Madinah tidak lagi antre berjam-jam di imigrasi Arab Saudi. Begitu turun dari pesawat mereka bisa langsung naik ke bus masing-masing.
Menag mengungkapkan, pihaknya juga ingin membuat fasilitas jaur cepat untuk melayani kepulangan jamaah haji ke Tanah Air. Dia ingin jamaah haji sudah dicek dokumen imigrasinya sebelum terbang dari Jeddah atau Madinah ke Tanah Air. Mengenai berapa banyak jamaah haji yang akan mendapat layanan jalur cepat ini, Menag belum dapat memastikannya.
Selain itu, di tahun ini juga Kemenag berencana menambah layanan Eyab atau jalur khusus kepulangan jamaah haji. Tahun lalu sebanyak 55 kloter jamaah haji yang terbang menggunakan Saudi Arabian Airlines mendapat layanan Eyab di Madinah dan Jeddah.
"Kita harapkan bisa dinaikkan jumlah kloter yang mendapat layanan Eyab, kelihatannya mereka (Saudi Arabian Airlines) setuju, cuma harapan kita jangan sampai ada tambahan biaya (untuk tambahan Eyab), nanti kita pastikan," kata Menag.
Menag mengungkapkan, sebetulnya sangat berharap layanan Eyab dapat diberikan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia seperti yang telah diberikan Saudi Arabian Airlines. Tapi bila Garuda menginginkan ada biaya tambahan untuk Eyab, Kemenag tidak mau.