Selasa 04 Feb 2020 22:35 WIB

Kemenag Tambah Jumlah Konsultan Jamaah Haji Jadi 35 Orang

Konsultan jamaah haji akan melayani konsultasi kepada jamaah haji.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi H Dasir menyatakan penambahan konsultan jamaah haji. (foto: istimewa)
Foto: foto: kemenag.go.id
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi H Dasir menyatakan penambahan konsultan jamaah haji. (foto: istimewa)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA –  Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas fasilitas layanan bimbingan ibadah bagi jamaah haji selama di tanah suci pada pelaksanaan haji 2020. Hal itu dilakukan dengan penambahan proporsi petugas bimbingan ibadah haji.

Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag, Khoirizi H Dasir, mengatakan setiap tahunnya ada penambahan jumlah petugas bimbingan ibadah agar pemahaman ibadah jamaah lebih baik. 

Baca Juga

Tahun ini, kata dia,  Kemenag akan menambah jumlah konsultan ibadah menjadi 35 di semua wilayah kerja di Arab Saudi. Sebelumnya tahun lalu, konsultan ibadah berjumlah 30. 

Dia mengatakan, 35 konsultan ibadah itu dibagi dalam tiga wilayah kerja, yakni di Madinah, Makkah, dan Bandara Jeddah. 

"Paling banyak di Makkah, karena ada 12 sektor di sana. Maka dibutuhkan setidaknya 15 konsultan ibadah di Makkah. Sisanya dibagi di Madinah dan Jeddah," kata Khoirizi, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/2). Khoirizi menjelaskan, konsultan ibadah ini dibentuk pada 2017. Sebelumnya, pola bimbingan ibadah haji di Saudi hanya ditangani oleh pembimbing kloter. Konsultan ibadah ini bertugas dalam memperkuat pembimbing kloter di dalam mengedukasi jamaah. 

Menurutnya, konsultan ibadah merupakan pembimbing dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang memiliki kapabilitas yang cukup. 

Mereka berfokus dalam meningkatkan kualitas ibadah jamaah. Dengan adanya konsultan ibadah, jamaah bisa mengikuti pembinaan dan diberi bekal mendalam terkait ibadah haji sebelum berangkat ke Arafah. 

Konsultan ibadah ini sebenarnya dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan akan pembimbing ibadah haji, yang sebelumnya dilakukan Syekh Hamid Al-Kaff. 

Kiai kelahiran Banjarmasin 1927 itu itu telah membantu pemerintah Indonesia dalam berperan sebagai konsultan hukum Islam, khususnya yang berkaitan dengan manasik ibadah haji dan umrah.

Sebelum 2017, sudah menjadi kebiasaan jika Kiai Al-Kaff selalu memberikan pembekalan kepada jamaah. Namun, pada 2017 di usianya yang telah lanjut, tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan kembali perannya. 

"Kiai Al-Kaff adalah orang Indonesia yang sudah bermukim di Saudi, dan sudah menjadi satu kebiasaan setiap musim haji sebelum Arafah, beliau selalu memberikan pembekalan dan menjadi tempat orang bertanya dan minta saran soal manasik haji dan umrah," katanya. 

Lebih lanjut, Khoirizi menjelaskan bahwa konsultan ibadah ini ditempatkan di setiap sektor atau wilayah kerja (daerah zonasi) di Saudi. Setidaknya, satu hingga dua pembimbing dari konsultan ibadah ditempatkan di satu sektor, dan setiap sektornya terdapat 3.000 jamaah.

Konsultan ibadah akan memberikan konsultasi secara terjadwal kepada jamaah dan kepada pembimbing atas sesuatu yang tidak merekaketahui. Bersamaan dengan petugas PPIH lainnya, konsultan ibadah sudah diberangkatkan satu hari sebelum jamaah haji mendarat di bandara di Madinah. 

Setiap satu kloter terdapat pembimbing ibadah dari KBIH. Pembimbing kloter yang tidak memahami sesuatu hal menjadi tanggung jawab konsultan ibadah untuk membantu memecahkannya. 

Sementara itu, Khoirizi mengatakan tidak ada penambahan dari proporsi pembimbing haji kloter. Sebab, kuota petugas dalam pesawat sudah tertata sedemikian rupa, sehingga tidak mudah menambah petugas. Biasanya, satu pesawat berjumlah 445 orang, yang terdiri dari 440 jamaah dan lima petugas. Lima petugas itu terdiri dari satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah, dan tiga dari petugas kesehatan.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement