IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Di tengah merebaknya virus Corona di Wuhan, China, seluruh negara di dunia ikut memperketat kesehatan masing-masing warganya. Namun begitu, jauh sebelum virus corona menjadi buah bibir dan juga kekhawatiran dunia, Arab Saudi yang menjadi wilayah di mana pusat situs suci umat Islam berada, Ka’bah, juga pernah dilanda wabah yang hampir serupa. Hal ini sedikit banyak menimbulkan pertanyaan mengenai nasib penjagaan Kota Suci serta masyarakat yang berada di dalamnya.
Meski sebelumnya virus corona sempat terdeksi pada seorang perawat berkebangsaan India di rumah sakit Arab Saudi, hasil investigasi kesehatan belakangan menyebut perawat tersebut dinyatakan negatif. Pemerintah Arab Saudi juga membantah bahwa negaranya terjangkit virus corona.
Hal itu disampaikan seorang pejabat yang berafiliasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi pun melalui Kementerian Luar Negerinya mulai menyaring penumpang yang datang khusus dari China serta mengambil langkah-langkah pencegahan lainnya.
Duta Besar Indonesia di Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, sejauh ini kondisi Arab Saudi masih kondusif dari corona. Mitigasi pencegahan penularan virus pun dinilai masih dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti meletakkan alat pemindai suhu tubuh bagi para penumpang asal China di bandara.
Sedangkan perlakuan serupa, kata dia, tak diberlakukan bagi para jamaah asal Indonesia. “(Penumpang) dari Indonesia (masih) normal-normal saja, enggak diperketat seperti China,” kata Agus saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.
Namun begitu, pihaknya mengimbau kepada warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi untuk terus menjaga kesehatan. Terlebih negara tersebut memiliki rekam jejak wabah virus endemik yang berasal dari hewan dan menular ke manusia, yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012 lalu.
Virus MERS merupakan sejenis penyakit yang menyerang pernapasan, atau sindrom yang menyerang saluran pernapasan mulut dari yang berjenis ringan hingga yang berjenis berat. Adapun gejalanya dapat diketahui seperti demam, batuk, hingga sesak nafas yang bersifat akut.
Cara penularan virus ini tak terlalu beda dengan virus Corona yang mewabah di China saat ini. Yakni menular melalui percikan dahak (droplet), udara, hingga lewat bersin. Tak hanya itu, virus ini juga dapat ditularkan secara tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi dengan virus.
Kepala Kantor urusan media Kedutaan Saudi di Jakarta, Ahmad Suryana, belum dapat memberikan pendapat mengenai rencana detail mitigasi virus corona yang akan dilakukan Pemerintah Arab Saudi saat ini. Pihaknya mengaku masih akan berkoordinasi lebih lanjut agar informasi yang diberikan tak berbeda-beda.
“Kami harus koordinasikan lebih jauh, karena ini perihal yang cukup penting,” kata Suryana.
Lebih lanjut dia juga belum dapat menjelaskan mengenai ada atau tidaknya imbauan terhadap jamaah umrah asal Indonesia di haramain (dua kota suci) dari Pemerintah Arab Saudi. Meski dia pun membenarkan bahwa Arab Saudi memiliki rekam jejak wabah virus yang hampir serupa dengan corona, yakni MERS.
Dilansir dari The New Arab, Imam Shalat Tarawih di Masjid al-Haram dan juga Imam Besar Masjid Jami Raja Khalid di Riyadh memohon perlindungan kepada Allah SWT atas merbaknya wabah corona di China. “Ya Allah, aku mencari perlindungan dari (penyakit) kusta, kegilaan, pembengkakan tubuh dan penyakit jahat,” kata dia.
Doa ini dipanjatkan sang imam usai Pemerintah Arab Saudi menyangkal adanya warga negara asing (WNA) di negara tersebut yang terjangkit virus corona. Seperti diketahui, pada awal pekan ini Pemerintah China memperpanjang hari libur nasional mereka untuk mengulur waktu dalam melawan epidemi virus tersebut.
Sedangkan negara tetangganya, Mongolia, telah menutup wilayah perbatasannya menyusul adanya kematian akibat virus corona yang menelan 81 jiwa. Sejumlah negara pun juga memperketat kesehatan, salah satunya Indonesia yang mengeluarkan kebijakan menghentikan sementara impor pangan dari China.