IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) berencana akan membuat studio visualisasi di setiap asrama haji transit dan asrama haji embarkasi. Penambahan fasilitas ini dilakukan guna menambah pengetahuan jamaah soal manasik haji.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Muhajirin Yanis, menyebut pembangunan studio ini untuk melengkapi fasilitas dan sarana bimbingan manasik. Disamping menggunakan fasilitas yang mirip atau miniatur Ka'bah untuk tawaf, Kemenag juga berencanamembangun miniatur safa dan marwah untuk sa'i.
"Kalau untuk praktik, itu cukup (miniatur). Tapi untuk memberikan pengetahuan awal kepada jamaah, bagaimana kondisi asli disana, maka kita merencanakan membangun studio untuk memutar visualisasi proses tawaf, sa'i, dan manasik haji. Visualisasi ini akan kita desain dengan menggunakan layar tiga sampai lima dimensi," ujar Muhajirin Yanis saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/2).
Desain yang dibuat oleh Kemenag diharapkan dapat memperjelas gambaran saat berada di Tanah Suci Makkah. Akan dihadirkan rasa saat berada di sekitaran Ka'bah dan situasi aslinya.
Muhajirin menyebut, saat melakukan praktik tawaf menggunakan miniatur Ka'bah, jamaah tidak bisa membayangkan kepadatan yang akan mereka alami. Dengan visualisasi yang ada, maka jamaah lebih teredukasi dan merasakan momennya.
"Kalau kita hadirkan visualisasi dengan menggunakan layar 3D, 4D, hingga 5D, secara psikologis mereka merasakan kepadatan yang ada. Suasananya berbeda dengan praktik biasa. Jadi begitu di sana, jamaah sudah ada modal pengalaman dan pengetahuan, serta tidak merasa kaget," ujarnya.
Ia juga menegaskan, dalam rangka peningkatan fasilitas dan sarana manasik haji, Kemenag mencoba menghadirkan semua prosesi yang ada di Makkah sehingga jamaah haji lebih merasa siap. Tidak melupakan fakta perlunya penyesuaian saat berada di lokasi, namun dengan bekal yang ada setidaknya jamaah haji Indonesia tidak terlalu kaget.
Studio visualisasi manasik haji ini rencananya akan tersedia di semua asrama haji transit dan asrama haji embarkasi. Saat ini, asrama yang sudah memiliki ruangan studio adalah Asrama Transit Yogyakarta. Tahun ini, rencananya akan dibangun di asrama haji Gorontalo.
Muhajirin memastikan secara bertahap masing-masing asrama akan membuat fasilitas ini. Tahun lalu Asrama Haji Makassar membuat mock-up pesawat dengan hanggarnya. Maka selanjutnya akan dibangun pula studio visualisasi ini.
"Target kita untuk semua asrama ke depan punya mock-up pesawat dan studio. Mock-up pesawat sudah ada di Palembang dan Makassar. Menyusul tahun ini di Bekasi dan Gorontalo," ucapnya.
Mengenai desain studio, ia menyebut sama seperti saat berada di auditorium. Tersedia kursi-kursi bagi jamaah untuk menikmati tayangan seputar manasik.
Ia menyebut desain ruangannya dibuat sengaja tidak hanya untuk kebutuhan jamaah haji saja. Fasilitas ini juga bisa digunakan praktik anak sekolah dan jamaah umrah.
Kemenag berencana membuat fasilitas ini menjadi multifungsi dan bisa dimanfaatkan untuk layanan masyarakat. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi sumber penerimaan negara bukan pajak.
"Pemeliharaannya dari pendapatan sendiri. Beban APBN tidak mampu membiayai kecuali dari hasil masing-masing. Kita bangun sarana-prasarana yang akan bermanfaat untuk semua pihak," ujarnya.
Sebelumnya, Muhajirin pernah menjelaskan perihal tayangan yang akan didapat jamaah melalui visualisasi ini. Antara lain proses pelaksanaan dan proses ibadah di Tanah Suci. Mulai dari proses pelaksanaan manasik sembari diperlihatkan bagaimana suasana saat berada di Masjid al-Haram.
"Pembangunan studio untuk manasik ini sebagai bentuk penyampaian materi secara audio visual lalu jamaah haji juga melakukan praktik langsung di lapangan, di samping juga ada teori," ucap Muhajirin saat membuka Acara Bimtek Penyusunan dan Revisi Anggaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Bintaro, Selasa (21/1).