IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi banyak agen atau biro perjalanan merugi akibat kebijakan Pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara kunjungan umroh untuk mencegah virus Corona atau Covid-19.
Menurut Ma'ruf, penyebaran virus Corona memang memberi dampak ekonomi ke negara-negara yang terpapar maupun tidak terpapar. Salah satunya, penghentian umroh sebagai upaya Pemerintah Arab mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 ke wilayah tersebut.
"Karena (Corona) itu semua, sekarang ini negara mungkin mendapatkan kerugian, tentu dampaknya terhadap pengusaha-pengusaha, kepada biro-biro perjalanan, bahkan ada negara yang tadinya surplus sekarang minus, pengaruh virus Corona itu luar biasa," ujar Ma'ruf di Kantor Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (28/2).
Karena itu, Ma'ruf berharap semua pihak memahami pertimbangan Pemerintah Arab Saudi yang untuk sementara menghentikan ibadah umroh. Hal ini demi mencegah menyebarnya virus Corona (Covid-19) ke wilayah tersebut. Sebab, saat ini virus Covid-19 sudah mulai menyebar ke negara-negara Timur Tengah seperti Iran, Uni Emirat Arab.
"Mereka tentu ingin menjaga negaranya supaya tak terpapar. Salah satunya dengan cara menutup akses dari luar. Termasuk juga umroh, ya kita harus hormati keputusan itu," ujar Ma'ruf.
Karena itu, ia mengimbau untuk jamaah Indonesia yang sudah berencana berangkat ibadah umroh untuk menunda keberangkatannnya. Sementara, untuk jamaah yang sudah terlanjur berada di Arab Saudi untuk menyelesaikan ibadah umroh, namun dalam pengawasan yang ketat.
"Sebelum berangkat ya saya kira kebijakannya tentu tak boleh berangkat. Kalau yang sudah disana yang sedang menjalankan, saya kira itu bisa menyelesaikan umroh," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf melanjutkan, Pemerintah Indonesia saat ini menghormati kebijakan Pemerintah Arab Saudi tersebut dan tidak akan melakukan intervensi. Namun, Duta Besar Indoensia untuk Kerajaan Arab Saudi tetap mengupayakan negosiasi agar tidak membatalkan atau menghentikan penerbitan visa umrah bagi jamaah Indonesia.
"Ya negosiasi itu terus dilakukan tentu, tetapi kewenangan ada di Saudi. Itu kedaulatan mereka saya kira kita menghormatilah," ujarnya.
Begitu pun upaya untuk memberi pengecualian bagi Indonesia, karena hingga saat ini belum ditemukan laporan kasus Virus Corona di Indonesia.
"Ya tentu keputusan Saudi itu lebih bersifat menyeluruh ya. Apakah nanti apakah ada kebijakan itu kita lihat saja. Apakah ada pengecualian kita belum memperoleh konfirmasi dari Saudi. Tentu (Dubes Indonesia di Saudi) mereka mengusahakan. Tapi seluruhnya itu pada kedaulatan Saudi dan tak akan mengintervensi," ujarnya.