IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Islamic Healthcare Conference and Expo (IHEX) ketiga kembali digelar, di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (28/2). Guna menggencarkan pelaksanaan dan pelayanan rumah sakit yang bersyariah, sumber daya manusia (SDM) kesehatan akan ditekankan lebih dalam.
Ketua Panitia IHEX 2020, Burhanuddin Hamid Darmaji, menyampaikan, gelaran pameran kesehatan syariah tersebut memiliki beragam tujuan. Salah satu tujuan yang menjadi fokus adalah peningkatan SDM kesehatan yang bersyariah.
“Jika berbicara SDM, maka tak lepas dari value-nya. Sektor kesehatan yang beryariah ini, nafasnya atau nilainya itu ada di orang-orang atau pelaku kesehatannya, ini yang kita ingin bangun,” kata Burhanuddin saat ditemui Republika, di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (28/2).
Dia menjelaskan, terdapat 67 stan kesehatan yang dipamerkan di IHEX. Pesertanya terdiri dari rumah sakit-rumah sakit baik umum dan swasta hingga klinik kesehatan. Dia menjelaskan, dalam pameran yang ada, penekanan pembangunan SDM kesehatan memang penting, namun terdapat aspek lainnya yang tak kalah penting.
Salah satunya, pameran tersebut tengah membidik ke arah produk-produk halal kesehatan. Sebagaimana diketahui, konsep syariah di bidang kesehatan tak lepas dari aspek sertifikasi halal, mulai dari tenaga kesehatan hingga produk dan fasilitas medis yang digunakan rumah sakit.
Untuk itu dia menjelaskan, hasil pameran nantinya akan dibawa sebagai bekal untuk membangun ekosistem kesehatan syariah. Pembangunan ekosistem syariah tersebut meliputi hulu hingga hilir industri.
“Tahun ini kita akan ada job fair untuk healthcaare industries. Jadi nanti arah SDM kesehatannya bukan untuk ke rumah sakit saja, tapi juga bisa dialirkan ke produsen alat kesehatan, jadi dari hulu sekali, kita siapkan,” katanya.
Ketua Umum Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (Mukisi), Masyhudi menyampaikan, peningkatan kualitas maupun kuantitas SDM kesehatan perlu diupayakan semaksimal mungkin. Hal itu seiring dengan adanya pertumbuhan minat umat terhadap konsep kesehatan syariah. “Bayangkan, dari 100 persen total Muslim yang ada di Indonesia, 17 persennya ingin menyerap gaya hidup full syariah. Ini luar biasa sekali,” kata Masyhudi.
Untuk itu penyiapan SDM kesehatan yang terampil menjadi kunci kesuksesan misi sektor kesehatan syariah. Saat ini, dia menyebut terdapat 20 rumah sakit bersertifikat syariah. Empat dari 20 rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit negeri yang terbuka untuk pasien umum.
Berdasarkan pengamatannya, minat umat terhadap konsep rumah sakit syariah memang berkembang pesat jika mengacu pada data yang ada. Data Mukisi menyebut, terdapat 67 rumah sakit yang tengah berproses menjalani sertifikasi halal. “Insya Allah jumlah (rumah sakit yang mengurus sertifikasi) ini meningkat. Tahun ini, kami targetkan 100 rumah sakit bisa disertifikasi tahun ini,” katanya.
Dalam pameran IHEX 2020, pihaknya bersama-sama dengan panitia berupaya menghadirkan sejumlah elemen kesehatan. Mulai dari pemerintah, swasta, hingga ahli-ahli medis dan juga produsen alat kesehatan.
“Misalnya kami undang BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana), PPSDM Kemenkes, dan instansi lainnya yang memang concern di bidang pengembangan SDM,” ujarnya.
Selain menyiapkan SDM kesehatan syariah, sejumlah aspek penting lainnya pun diakui perlu diperhatikan. Mengingat, kata dia, Indonesia saat ini masih menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang memimpin dalam aspek kesehatan yang bersyariah secara legalitas. “Di Asia Tenggara, kita unggul jika ukurannya adalah legalitas formal,” ungkapnya.